JAKARTA, SUARADEWAN.com – Indonesia Police Watch (IPM) mendesak pembentukan tim khusus guna membongkar kasus penyiraman air keras Novel Baswedan. Ini menyusul pasca penyidik senior KPK tersebut menuding bahwa ada sejumlah oknum jenderal yang terlibat sebagai dalang dalam kasusnya.
“IPW mendesak segera dibentuk tim khusus untuk membongkar kasus ini agar terang benderang,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/6/2017).
Pembongkaran kasus ini, menurut IPW, penting agar tudingan Novel tidak menjadi spekulasi dan bola liar.
“Pengakuan Novel ini akan menjadi babak baru dalam pengungkapan kasus teror penyiraman air keras. Ini perlu dituntaskan agar tidak menimbulkan spekulasi di banyak kalangan,” terang Neta.
Adapun nanti tudingan Novel ini terbukti, oknum jenderal yang terlibat harus ditangkap dan diseret ke pengadilan. Hanya saja, bagi IPW, penuntasannya harus dilakukan melalui kerja-kerja tim khusus, bukan dengan menuding tanpa bukti sebagaimana Novel gulirkan ke publik.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa. Ia menilai bahwa pernyataan Novel tak ubahnya pencemaran nama baik dan fitnah.
“Pernyataan ini sembarangan bisa mencemarkan nama baik dan fitnah pada korps Bhayangkara. Ini sudah keterlaluan menuduh serta menyebut orang seenaknya,” tegas Willy.
Seperti IPW, Jari 98 juga menilai Novel telah melempar bola liar ke publik tanpa data akurat yang mendukungnya.
“Mungkin Novel sudah bosan jadi penyidik KPK sekarang menyulap dirinya bak politisi. Harusnya Novel Baswedan sebagai penyidik itu memahami kalau hukum itu ada asas praduga tidak bersalah, bukan gunakan asas praduga sudah bersalah dalam kasus tersebut,” ujar Willy.
Pihaknya pun menyangkan respons Novel semacam ini. Mestinya Novel bersikap kooperatif dengan memberikan keterangan kepada pihak penyidik kepolisian, bukan malah main tuding-tudingan tanpa bukti yang jelas.
“Itu aneh sekali pernyataannya. Novel Baswedan sebagai korban harusnya kooperatif memberikan keterangan kepada penyidik Polri hingga pelakunya bisa ditangkap. Saya tidak habis pikir bagaimana bisa ceritanya Novel mengkait-kaitkan ada petinggi Polri ikut andil,” jelas dia. (ms)