JAKARTA, SUARADEWAN.com – Salah satu politisi Partai Golongan Karya (Golkar), Nusron Wahid, menilai Pilkada DKI Jakarta Putaran Dua adalah Pilkada yang mempertemukan antara sosok pekerja keras dengan figur yang pandai memainkan kata-kata. Dengan kata lain, pertarungan antara aktor versus orator.
“Bahwa pertarungan figur yang gila kerja (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok) dengan figur yang pandai berkata-kata (Anies Baswedan), dengan kalimatnya yang sophisticated,” kata politikus Golkar yang akrab disapa Cak Nusron ini.
Menurut Nusron, pertemuan keduanya di putaran Pilkada selanjutnya adalah pertarungan dua figur kuat. Artinya, Pilkada yang rencananya akan digelar tanggal 19 April 2017 ini tidak lagi terletak pada eksistensi atau kekuatan partai pengusung dari keduanya (partai politik), melainkan lebih kepada sosok kandidat.
Hal inilah yang baginya membuat Pilkada DKI semaki seru dan menarik. Sebab ini sekaligus menjadi ajang pembuktian kepada publik.
“Ini menjadi pembuktian antara pekerja workaholic, kerja keras dengan sistematika yang massif, dengan yang punya impact yang luar biasa melalui kata-kata yang sophisticated. Bisa dibuktikan lebih kuat yang mana,” tandasnya.
Berdasarkan penghitungan form C1 KPU DKI yang dirilis pada Jumat (17/2/2017), Agus-Sylvi memperoleh 17,05 persen suara, Ahok-Djarot mendapat 42,91 persen suara, dan Anies-Sandi memperoleh 40,05 persen suara. Hasil inilah yang kemudian memaksa untuk mempertemukan antara aktor lapangan Ahok dengan orator ulung Anies di putaran dua ke depan, karena belum satupun yang menyentuh perolehan 50+1% sebagai ketetapan dalam Pilkada DKI. (ms)