SUARADEWAN.com – Kritik tentang penggunaan sampah mengandung plastik yang digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) digaungkan oleh Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI)
AZWI yang terdiri dari berbagai organisasi peduli lingkungan, termasuk Greenpeace dan WALHI, kini tengah mengkapamyekan penerapan konsep Zero Waste di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia.
Dalam salah satu kampanyenya, Hermawan Some, anggota AZWI dan founder Nol Sampah, mengatakan bahwa penggunaan sampah mengandung plastik untuk bahan bakar PLTSa adalah solusi palsu.
“Namun (sampah mengandung plastik yang digunakan sebagai bahan bakar) memiliki dampak negatif pada lingkungan sehingga disebut sebagai false solution management atau solusi palsu dan semu pengolahan sampah perkotaan,” tutur Hermawan Some saat berada di Universitas Airlangga Surabaya, 7 Februari 2023.
“Saat ini sampah kita belum terpilah. Siapa yang bisa menjamin B3, vinyl, PVC, kaca dan aluminium foil ikut dibakar tidak menimbulkan racun?” lanjut Hermawan.
Sampah di Tanah Air disebut belum terpilah dengan baik, sehingga berpotensi terbentuknya mikroplastik yang terserap kepada berbagai makhluk hidup.
Ditambah kekhawatiran bila sampah yang digunakan dalam PLTSa tersebut kemudian menghasilkan limbah berupa abu terbang yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hermawan juga menjelaskan bahwa pihaknya pernah mencari tahu limbah dari PLTSa, tetapi tidak menemukan informasi yang ia butuhkan.
Padahal, PLTSa di Surabaya misalnya, menggunakan sampah sebanyak 1.000 ton sehari. Limbah yang dihasilkan dari 1.000 ton sampah dalam penggunaan PLTSa berupa abu sebanyak 10-20% atau setara dengan 100-200 ton abu.
“Dikemanakan? Kita gak pernah dapat informasi. Saya cari informasi juga masih nggak tahu. Pemanfaatan harus dilakukan hati-hati,” kata Hermawan.
Hermawan Some mengatakan bahwa Indonesia saat ini mempunyai 12 PLTSa yang tersebar di seluruh negeri. Antara lain Palembang, Manado, Makassar, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang, Denpasar
Wawan mengatakan saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) terdapat di 12 kota di Indonesia, terhitung sejak 2019-2022 guna menyelesaikan persoalan sampah yang menumpuk. PLTSa itu tersebar di Palembang, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Tanggerang Selatan, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, dan Makassar.***