JAKARTA, SUARADEWAN.com – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dan tidak percaya dengan orang yang dikenal sebagai ulama namun menyebarkan gagasan anti Pancasila, anti NKRI, dan anti Bhinneka Tunggal Ika.
“Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Jadi jangan lagi diubah, siapapun enggak boleh mengubahnya. Bahkan ulama kalau ngajak mengubah, jangan percaya!” kata Panglima Gatot saat menjadi pembicara dalam kajian pagi Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Jalan Ronggowarsito, Solo, Minggu (30/7).
Menurut Gatot, ulama yang anti terhadap Pancasila adalah ulama yang berasal dari luar Indonesia, atau ulama asli Indonesia namun sudah terkontaminasi oleh pihak luar dan dibayar untuk merusak tanah air Indonesia.
“Dia adalah ulama dari luar, atau ulama asli Indonesia tapi sudah dipengaruhi luar dan dibayar untuk merusak Indonesia. Ingat itu,” tegas Gatot.
Baca juga: Panglima TNI: HMI dan TNI Berjuang Bersama Mempertahankan Ideologi Pancasila
Gatot mencontohkan ulama dari nusantara yang menyebarkan paham di Afrika Selatan, Syekh Yusuf Al Makassari. Diceritakan Gatot, Perdana Menteri Afrika Selatan merasa bersyukur bahwa yang menyebarkan Islam di negerinya adalah ulama dari Nusantara, sehingga Afrika Selatan hingga saat ini menjadi damai.
“Contoh pengaruh ulama Indonesia yang diasingkan ke Afrika Selatan, Syekh Yusuf. Beliau menyebarkan Islam di sana dengan damai. Salah satu Perdana Menteri Afsel mengakui, untung penyebaran Islam di Afsel berasal dari Indonesia, hingga kondisi Afsel damai sampai sekarang. Syekh Yusuf kemudian menjadi pahlawan di sana,” ungkap Gatot.
Gatot menegaskan, ulama Indonesia adalah kontributor terbesar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan dalam kalimat awal pembukaan UUD 1945 yang tidak boleh diubah oleh siapapun juga ada kalimat yang khas kiai, yakni “Berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur.”
“Yang menyatukan bangsa ini siapa? Para ulama. Setelah satu, yang memotori perjuangan dengan membuat divisi siapa? Para ulama. Yang merumuskan dasar negara ini agar bangsa ini langgeng abadi siapa? Para ulama. Maka bohong jika para ulama akan merusak negara ini, enggak mungkin Akan merusak Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, bohong,” tukas Gatot. (za/de)