Partai Berkarya: Pendatang Baru Militansi Soehartois

JAKARTA, SUARADEWAN.com– Partai Berkarya identik dengan warna kuning dan pohon beringin seperti halnya Golkar. Meski begitu, mereka menampik berafiliasi dengan Golkar.

Berkarya merupakan fusi dari dua partai politik, yakni Partai Beringin Karya dan Partai Nasional Republik. Penggagasnya adalah Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Berkarya hadir untuk menjadi penawar rindu kalangan Soehartois. Semangat militansi Soehartois menjadi pegangan Berkarya sebagai alternatif pilihan partai politik yang meramaikan Pemilu 2019, Jumat (9/3).

Bagaimana proses pembentukan Partai Berkarya?

Partai Berkarya hasil fusi Partai Nasional Republik dan Partai Beringin Karya. Mas Tommy Soeharto yang menggagas. Waktu itu Partai Beringin Karya Ketua Umumnya Pak Syamsu Djalal, Sekjennya Badaruddin Andi Picunang. Bergabung dengan Nasional Republik yang Ketua Umumnya Saya. Pak Muhdi PR gabung juga.

Apa motif Pak Tommy Soeharto menggagas pendirian Partai Berkarya?

Mengenai Mas Tommy sebagai ketua dewan pembina, tentunya tidak jauh dari ayahandanya untuk meneruskan dan berkarya di indonesia ini.

Apakah Partai Berkarya bisa disebut sebagai partai para Soehartois?

Karena ada lambang Pak Harto dan Mas Tommy pasti orang mempunyai pemikiran seperti itu Soehartois.
Ya memang kami membangun dengan militansi Soehartois.

Kader Partai Berkarya didominasi oleh kalangan Soehartois?

Ini 75 persen itu Soehartois semua. Tapi disini ada beberapa pengurus kader-kader tidak hanya dari partai lain yang bergabung di partai ini.

Partai-partai lain misalnya?

Dari Golkar, dari Demokrat dan PDIP, dari Hanura, jadi berbagai macam. Nanti kemudian banyak lah orang-orang jenderal yg mau masuk.

Apakah gaya memimpin Tommy bakal sama dengan Soeharto?

Tentunya biasanya kalau seorang putra dan seorang ayahanda dan putranya tidak jauh berbeda. Tetapi, tidak bisa plek. Pasti tidak jauh-jauh lah. Punya pemikiran yang sama.

Jadi selama memimpin 32 tahun itu ekonomi kerakyatan berjalan dengan baik swasembada pangannya. Maka dengan yang tadi dikatakan Pak Harto di pada saat itu jatuh dengan dikatakan ada KKN, kita berikan kepada masyarakat yang menilai.

Nah di Partai Berkarya ini kan berbeda ya kepemimpinan daripada Mas Tommy Soeharto yang akan berkarya di indonesia ini. Kita lihat nanti perkembangannya, program-program kita yang akan dikerjasamakan dengan pemerintah sekarang. Mudah-mudahan Partai Berkarya bisa membawa keinginan masyarakat swasembada pangan.

Bukan karena saya ketua umum ya, di mana-mana selalu banyak masyarakat tidak muda tidak tua ingin bergabung ke sini. ‘Kenapa harus bergabung ke sini? Karena bapak saya dulu di partai Golkar dan saya sekarang ingin ikut putranya yaitu Mas Tammy di Berkarya ini.’

Jadi mugnkin kerinduan itu yang membuat partai berkarya tidak sulit mencari anggota. Dengan sendirinya datang dengan sendirinya. Mengenai Mas Tommy sebagai ketua dewan pembina, tentunya tidak jauh dari ayahandanya untuk meneruskan dan berkarya di indonesia ini. (af)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90