Partai Dipimpin Seorang Tersangka, Tidak Masalah!

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Partai dipimpin oleh Ketua Umum yang menjadi tersangka atau bermasalah dengan perkara hukum dinilai tidak bermasalah, dan tidak akan membuat partai menjadi terpuruk. Faktanya bahwa ini bukan kali pertama terjadi.

KPK menetapkan Setya Novanto yang adalah Ketua Umum Partai Golkar dan yang juga Ketua DPR RI sebagai tersangka dalam korupsi proyek pengadaan e-KTP. Novanto diduga ikut mengatur agar anggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun disetujui oleh anggota DPR. Selain itu, Novanto diduga mengondisikan pemenang lelang dalam proyek e-KTP.

Status tersangka Setya Novanto membuat internal Partai Golkar bergejolak. Meski kecil, suara untuk menurunkan Novanto dari jabatan Ketum Golkar terus ada.

Baca juga: Ketua Jadi Tersangka, GMPG Deklarasikan #GerakanGolkarBersih

Namun Novanto bergerak cepat, dia menemui sejumlah senior Golkar untuk mendapat dukungan. Mulai dari Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, hingga B.J Habibie digandeng Novanto untuk mempertahankan kursi ketum.

Langkah Novanto seakan ingin menunjukkan Golkar tak ada masalah apa-apa jika dipimpin oleh tersangka. Dan seperti itu memang keadaannya. Novanto bukan ketum pertama yang memimpin partai dengan status tersangka.

Baca juga: Publik Menanti “Nyanyian” Tersangka Ketum Golkar

“Golkar pernah waktu Akbar Tandjung, aman-aman, PKS pernah, ganti ketua dan tetap berjaya,” kata Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, Kamis (27/7/2017).

Golkar dipercaya tak akan masalah dengan ketua umum berstatus tersangka. Pun jika pilihan Novanto harus mundur, Golkar juga tak ada menemukan masalah berarti.

Baca juga: Akbar Tanjung Menilai Kasus Setya Novanto Sangat Berbeda di Masa Periodenya

“Ini baru level Setnov, di level Soeharto aja Golkar aman,” tegasnya.

Langkah Novanto mempertahankan kursi ketum, kata Hendri, bukanlah semata untuk kepentingan partai.”Jadi imbasnya lebih ke pribadi Novanto, bukan Golkar,” tandasnya.

Golkar, secara partai kata Hendri, tidak akan kehilangan sosok Ketua Umum jika Novanto mundur ataupun ditahan KPK. Sebagai salah satu partai tertua di Indonesia, tentu Golkar sudah kenyang pengalaman menghadapi situasi seperti ini.

Baca juga: Tak Terima Ketua Jadi Tersangka, Golkar Akan Gugat KPK

“Golkar ini parpol dewasa, gak perlu tokoh sentral, semua tokoh Golkar bisa dan pantas jadi ketua,” ungkapnya.

Desakan mundur kepada Novanto memang mulai menyeruak. Dengan alasan penyelamatan partai, Novanto diminta melepas jabatan ketua umum agar bisa lebih fokus menjalani persoalan hukumnya. (ELH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90