JAKARTA, SUARADEWAN.com – Selasa, 27 Juni 2017, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melangsungkan Konferensi Pers terkait kunjungannya ke Istana Negara pada Minggu, 25 Juni 2017 kemarin.
Bertempat di AQL Islamic Center Jl. Tebet Utara 1 No. 40 Jakarta Selatan, konferensi berlangsung sekitar pukul 13.08 WIB. Acara ini dihadiri kurang lebih 80 orang dengan penanggungjawab M. Luthfie Hakim, Sekretaris Umum GNPF MUI.
Hadir di antaranya adalah Ketua Umum GNPF MUI Bachtiar Nasir. Hadir pula Zainur Rafiq, Nasrullah Nasution, Sabri Lubis, Munarman, Habib Rusdi, dan Yusuf.
Menurut Bahctiar, dialog antara GNPF MUI dengan Presiden Joko Widodo merupakan agenda yang jauh-jauh hari telah dipersiapkan.
“Ketika (Aksi Bela Islam) 411 kita memang ingin ketemu dengan Presiden tapi belum terwujud. 212 juga kita ketemu tapi tidak terjadi komunikasi di situ. Kita kehabisan cara untuk berkomunikasi dengan Presiden,” terang Bachtiar mengawali Konferensi Persnya.
Dengan demikian, jalan terakhir yang ditempuh adalah lewati Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyelesaikan sejumlah masalah. Dan atas fasilitas dari Menkopolhukam Wiranto, GNPF MUI kemudian berhasil menyalurkan aspirasi langsung ke pemerintah.
“Kami menjalankan dialog sebagai sarana untuk meminta berjumpa sampai akhirnya kita bertemu dengan Menteri Agama yang dibawahi oleh Menkopolhukam,” lanjutnya.
“Apa yang disebut dengan pertemuan mendadak itu adalah salah besar jadi ini adalah perjalanan sangat panjang dari 411 jadi malam terakhir Ramadhan itu kita sudah minta izin ke para menteri-menteri. Alhamdulillah kita dapat bertemu Presiden kalau kepada Wapres kita sudah bertemu 3 kali jadi ini tidak mendadak,” jelas Bachtiar kembali.
Pertemuan yang dimaksud terselenggara pada hari lebaran. Menurut Bachtiar, pertemuan tersebut hanyalah merupakan ajang silaturahmi dan untuk berdialog tentang sejumlah masalah yang ada.
“Jadi ini adalah keniscayaan karena dialog itu adalah kebutuhan kedua belah pihak. Jadi isi pertemuan ini karena kita di ruang khusus tidak ada tamu lain ini di ruang oval di meja rapat di situlah kemudian kami bertemu Presiden,” pungkasnya.
Ketika ditanya soal isu-isu dari BIN maupun dari Polisi tentang Rizieq Shihab di mana pihak Istana tampak seperti tidak bisa mengontrol, dan pemerintah dinilai seperti banyak berbohong, GNPF MUI kembali menjelaskan bahwa hal tersebut sudah selesai mereka bicarakan.
“Tadi sudah dijelaskan oleh Ust. Bachtiar Nasir bagaimanapun juga sekarang masalah sudah terjawab dengan kami kemarin pertemuan dengan pimpinan Negara langsung intinya kita mohon doa dari elemen-elemen masyarakat dan media yang pro kepada kita agar negara ini tidak tercabik-cabik seperti negara lain,” tambah Yusuf.
Terkait kriminalisasi ulama dan hubungannya dengan Amien Rais, Bachtiar menyampaikan bahwa hal tersebut tidak dibicarakan.
“Tidak berbicara kasus karena pertemuan ini bersifat silaturahmi. Akan tetapi, kami akan selesaikan kasus itu dengan jalur hukum, dan dengan Amin Rais itu tidak ada sangkut pautnya hanya kami bersharing saja dengan beliau,” tandasnya. (ms)