JAKARTA, SUARADEWAN.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku prihatin terhadap suasana di Pilkada DKI Jakarta hari ini. Maraknya politisasi agama sampai dengan fenomena spanduk larangan mensalatkan jenazah bagi pendukung paslon Ahok-Djarot, membuat PBNU terpaksa angkat bicara.
Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, baiknya peserta dan pendukung kandidat di Pilkada tidak membawa-bawa nama Tuhan dalam percaturan politik lima tahunan di DKI Jakarta ini.
“Masalah politik jangan dicapuradukkan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye. Tuhan jangan diajak kampanye,” tegas Said Aqil di Kantor PBNU, Selasa (14/3/2017).
Ia pun kembali menegaskan bahwa jangan ada ancaman provokatif, apalagi yang bersifat keagamaan. Bahwa kondusifitas suasana Pilkada harus tetap terjaga.
“Itu nanti tegang. Mengerikan itu. Pilih saya masuk surga, nanti masuk neraka itu. Jangan seperti itulah,” imbuhnya.
Terkait spanduk-spanduk larangan mensalatkan jenazah untuk pendukung kandidat tertentu, pihaknya juga memberi klarifikasi bahwa pemasang spanduk tersebut bukanlah warga NU. Sebab ia, sebagai pemimpin, telah memerintahkan untuk menurunkan jika menemukan spanduk yang serupa.
“Saya rasa bukan warga NU. Orang Islam wafat harus dimakamkan. Kalau tidak, dosa semua,” tegas Said Aqil kembali.
Ia pun menghimbau kepada seluruh kontestan Pilkada untuk bertarung dengan beradu ide dan gagasan. Hal ini, bagi Said Aqil, merupakan upaya paling ampuh jika niatnya ingin menjaring suara pemilih ketimbang menjual isu-isu SARA.
“Yang disampaikan program yang baik-baik. Nggak usah bawa-bawa Tuhan,” tandasnya. (ms)