JAKARTA, SUARADEWAN.com – Pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu soal pelibatan unsur TNI dalam melawan terorisme itu harus didukung semua pihak, terutama dalam perumusan RUU Anti Terorisme yang baru. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dalam pernyataannya.
Selain itu juga menurutnya, ada satu hal yang tak kalah penting yang harus dilakukan untuk penguatan negara dalam melindungi hajat hidup warga negara, adalah pengesahan RUU Keamanan Nasional yang sudah terlalu lama berproses. Kedua produk UU tersebut harus segera selesai dalam waktu cepat untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa mengancam negara.
“Kita harus buang jauh-jauh pola fikir sektoral dalam menyelesaikan masalah bangsa seperti terorisme dan ancaman terhadap keamanan nasional,” kata Dasco dalam keterangan persnya, Kamis malam (22/6).
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa penambahan peran TNI sama sekali bukan untuk menunjukkan bahwa selama ini Polri lemah atau kinerjanya tidak memuaskan. Namun tantangan zaman semakin lama memang semakin berat, dan hanya dengan kebersamaan itulah yang bisa mengatasinya.
“Rangkaian peristiwa bom panci, termasuk bom Kampung Melayu itu tidak bisa kita anggap remeh, apalagi ada indikasi kuat pelakunya terkait dengan ISIS,” ucapnya.
Jadi sudah sangat jelas bahwa tujuan ISIS adalah mendirikan negara sendiri, dan bukan sekedar teror biasa yang hanya bertujuan menimbulkan efek ketakutan di masyarakat. Seperti contoh dalam kasus Poso juga, mereka merencanakan untuk memiliki teritori sendiri, itu berarti sudah ada ancaman terhadap pertahanan, dan keamanan nasional.
“Kita harus mengambil pelajaran dari kasus Filipina yang awalnya lengah dan tidak menganggap serius teror di kawasan Marawi. Situasi saat ini, teroris sudah menguasai teritori, dan sudah sangat sulit diatasi karena mereka bertameng pada masyaraakat sipil yang ada disana. Maka dari itu penguasaan teritori adalah tahapan paling tinggi dalam terorisme,” bebernya.
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, yang perlu digaris-bawahi bahwa lokasi Marawi dapat diibaratkan hanya sepelemparan batu dari pulau-pulau di utara Indonesia. Sehingga bukan tidak mungkin elemen-elemen ISIS tersebut akan mencoba masuk ke Indonesia lewat jalur laut.
“Saat ini kita sudah harus ekstra waspada,” tandasnya. (yp)