Hankam  

Pemerhati Terorisme Timur Tengah Kirim Surat Terbuka untuk Jusuf Kalla terkait ISIS

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Pemerhati terorisme dan politik Timur Tengah, Iqbal Kholidi memberanikan diri untuk mengirimkan surat terbuka yang ia tujukan khusus kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Dalam suratnya tertanggal 3 Juni 2017, Iqbal mengaku baru kali ini mengirimkan surat secara terbuka, terlebih ditujukan kepada petinggi negara. Alasannya cukup krusial, karena Jusuf Kalla meragukan bahwa ledakan bom Kampung Melayu di Jakarta adalah ulah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Bagi penulis, ini merupakan sikap yang sudah keempat kalinya ditunjukkan Jusuf Kalla dalam pernyataannya. Pertama kalinya ditunjukan ketika santer isu pemberitaan banyak WNI berangkat ke Suriah bergabung ke ISIS.

Dan yang meresahkan adalah, mereka diketahui membawa serta keluarga dan anak-anak yang masih kecil.

“Ketika itu, di depan media, Pak JK meragukan fenomena tersebut. Saya ingat Bapak berkata demikian: Masak jihad membawa anak-anak kecil?” tulisnya mengingatkan.

Kedua kalinya, terjadi di tahun 2016. Meski kekhawatiran dan keresahan itu terbukti dengan beradarnya video anak-anak Indonesia yang dilatih ISIS di Suriah, lagi-lagi Jusuf Kalla tampil dengan sikap yang sama.

“Bapak kembali mengeluarkan pernyataan yang meragukan keaslian video tersebut. Video seperti itu bisa dibikin di mana saja, senjata yang ada di dalam video mungkin saja replika, kata Bapak waktu itu,” ungkap penulis kembali.

Lalu awal tahun ini saat Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito hendak mendalami dugaan bantuan aliran dana dari Bachtiar Nasir ke kelompok pendukung ISIS di Turki. Penulis kembali heran mengapa Jusuf Kalla langsung buru-buru mementahkannya, menganggapnya itu tidak logis.

ISIS militan yang kaya raya yang tidak membutuhkan bantuan, begitu Bapak bilang,” lanjutnya.

Apa yang diharapkan penulis surat ini adalah mestinya Jusuf Kalla mendukung iktikad aparat keamanan menyingkap kasus aliran dana tersebut. Bahkan menjadikan momentum untuk menelusuri kemungkinan adanya kasus serupa—tak sebatas kasus Bachtiar Nasir dan ISIS.

“Saya menyesalkan semua pernyataan Bapak di atas. Namun karena keterbatasan ruang tulisan, saya ingin fokus pada statemen Bapak yang baru-baru ini saja, yakni Bapak meragukan ledakan bom Kampung Melayu dilakukan oleh ISIS,” jelasnya.

Rupanya, lanjut penulis, Jusuf Kalla berpendapat demikian setelah beredar rilisan di internet yang kemudian dikutip banyak media, lantas mengatakan klaim ISIS tersebut sulit diverifikasi.

“Pertama-tama, Bapak harus memahami bahwa rekan-rekan media tidak mungkin sembarangan mengutip rilisan klaim ISIS yang beredar tersebut. Saya yakin mereka tentu sudah memverifikasinya terlebih dahulu,” ungkapnya kembali.

“Jangan bayangkan untuk memverifikasi klaim ISIS, berarti kita harus berangkat ke Suriah mendatangi ke markas mereka. Tentu tidak, bukan?” sambungnya.

Mungkin, tambah penulis, Jusuf Kalla tidak tahu bahwa ISIS adalah jenis organisasi militan yang berbeda dengan yang lain. ISIS adalah tipe organisasi teror yang “bermurah hati” berbagi informasi dan menyajikan data melimpah di internet. Asalkan tahu cara memperolehnya.

Atau, lanjutnya kemnali, dengan merujuk pada lembaga atau peneliti yang mendedikasikan diri memantau aktivitas terorisme ISIS di dunia maya. Contohnya SITE Intelligence Group yang berbasis di Amerika Serikat. Organisasi ini telah menyebutkan bahwa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom Kampung Melayu.

“Terakhir, kalau Bapak masih tetap meragukan pemberitaan media atau rilisan organisasi pemantau terorisme, apakah Bapak juga meragukan pernyataan anak buah Bapak sendiri?,” tanyanya.

“Pak JK tentu sudah mendapat laporan bahwa sebelum ISIS mengakuinya, Kepolisian RI sudah menduga kuat insiden ledakan bom Kampung Melayu dilakukan ISIS. Sehari kemudian dikuatkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian lewat rilisnya yang menegaskan pelaku ledakan bom Kampung Melayu adalah jaringan ISIS,” tambahnya.

Penulis pun berharap bahwa Jusuf Kalla mau sedikit saja bersikap rendah hati dan mendengar saran dan kritik penulis ini. Ia meminta Jusuf Kalla untuk tak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan semacam itu di depan publik.

Menyangkal realitas itu tidak bijak. Penyangkalan bukanlah cara yang, baik walaupun tujuannya agar membuat masyarakat merasa aman setelah terjadinya teror. Semakin sering Bapak mengeluarkan pernyataan yang meragukan terkait kinerja dan iktikad aparat keamanan mengatasi ancaman ISIS, ini akan membuat masyarakat meragukan komitmen Bapak melindungi bangsa ini dari teroris,” ingatnya. (ms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90