JAKARTA, SUARADEWAN.com – Pilkada DKI putara kedua dinilai sebagai pertarungan antar dua aliran agama, yakni aliran agama yang moderat dengan aliran agama yang keras lagi ketat. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti.
Ini ada antara dua pasangan, aliran moderat diwakili Ahok-Djarot dan aliran keras dan ketat oleh Anies-Sandi,” ujar Ray di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2017).
Sebelumnya, Anies Baswedan tergolong sebagai penganut agama dengan aliran yang moderat. Tetapi seusai pertemuannya dengan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, banyak pihak lalu menilai Anies secara terbalik. Kemoderatannya dipertanyakan.
“Sampai terakhir tidak ada respon Anies yang mengkritik banyaknya spanduk-spanduk yang menolak mensalatkan jenazah orang yang memilih paslon tertentu. Ini di luar dugaan kita karena Anies yang selama ini moderat tidak mau memberikan kritik,” tambahnya.
Seperti diketahui, Pilkada DKI putaran kedua rencananya akan terselenggara pada 19 April 2017 mendatang. Dan yang akan bertarung adalah paslon Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat versus Anies Baswedan – Sandiaga Uno setelah sebelumnya menumbangkan paslon Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni di Pilkada DKI putaran pertama. (ms)