SUARADEWAN.com – Piala Dunia 2022 memberikan ruang kebebasan untuk pihak-pihak yang ingin menyuarakan aspirasinya dengan cara damai. Ini terjadi saat Timnas Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan negara mereka.
“Kami semua sedih karena orang-orang kami dibunuh di Iran, tetapi kami semua bangga dengan tim kami karena mereka tidak menyanyikan lagu kebangsaan karena itu bukan (lagu kebangsaan) kami, itu hanya untuk rezim.” Pengunjung dari Iran membuka suara atas empati dan pendapat pribadinya tentang situasi politik Iran pada even Piala Dunia 2022.
Iran, salah satu negara yang termasuk dalam wilayah “Arab Spring”.
Menjelang pembukaan Piala Dunia 2022,ada serangkaian peristiwa memilukan yang terjadi di Iran. Sebanyak 410 demonstran tewas dalam kerusuhan di Iran. Termasuk 58 korban anak-anak dan 54 anggota pasukan keamanan.
Kerusuhan tersebut digelar para demonstran sebagai protes atas isu pelanggaran HAM dalam kasus kematian Mahsa Amini. Mahsa Amini adalah perempuan yang ditangkap karena disebut berpakaian ketat.
Empati lain dari sesama warga Iran juga tampak pada spanduk yang dikibarkan selama pertandingan. “Women, Life, Freedom” menandakan dukungan dan tuntutan yang mereka suarakan dalam momen Piala Dunia Qatar 2022.
Pengunjung Iran lainnya juga menyerukan, “Kebebasan untuk Iran! Berhentilah membunuh anak-anak di jalanan!”***
