JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sekretaris Umum Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah M Azrul Tanjung mengatakan bahwa pada Pemilihan Presiden 2019 ke depan, hanya ada tiga tokoh yang cocok jadi pendamping Jokowi alias Wakil Presiden.
Pertama adalah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Ia dinilai cocok menjadi pendamping Jokowi karena bisa saling mendukung satu sama lain. Apalagi keduanya punya latar belakang yang sangat berbeda.
“Pak Jokowi yang berlatar pengusaha, sedangkan Pak Gatot dari tentara. Jadi mereka ini pasangan potensial,” ujar Azrul, Senin (24/4/2017).
Dari segi visi, keutamaan keduanya (Jokowi dan Gatot) sangat terlihat. Pada Jokowi misalnya, keutamaannya adalah bagaimana mendistribusikan aset (tanah) untuk rakyat dan bukan kepada asing.
Demikian juga kredit multimukro dan bunga rendan untuk kredit di bawah Rp 10 juta bagi rakyat kecil. Hal tersebut terdengar ketika Jokowi memberi pidatonya dalam Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, dalam berbagai aksi umat (muslim) belakangan ini, Gatot mampu memberikan ketentraman hingga tidak terjadi kericuhan yang serius.
“Kami akan kawal janji-janji presiden ini sebelum menjatuhkan pilihan. Sedangkan Pak Gatot, kami sudah mengenal baik sosok beliau yang sangat berpihak kepada umat,” lanjut Azrul.
Selain Gatot, sosok lain yang dianggap layak mendampingi Jokowi sebagai Cawapres, yakni Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Mendikbud Muhadjir Effendy.
Meski demikian, Muhammadiyah sendiri tetap akan melihat komimen para figur-figur kepada masalah-masalah keumatan. Bahwa siapa yang berpihak pada umat, maka di sana pilihan Muhammadiyah akan dijatuhkan.
“Capres-cawapres idaman kami (Muhammadiyah) adalah figur yang bisa menyatukan umat dan punya visi keumatan. Kami juga siap memberikan tokoh-tokoh terbaik Muhammadiyah unuk menjadi pendamping (cawapresnya Jokowi) dalam Pilres 2019,” tandas Azrul. (ms)