JAKARTA, SUARADEWAN.com – Derasnya isu kesaksian palsu alias bohong yang dilakukan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin dalam persindangan Ahok kemarin, memancing seorang politikus Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla untuk angkat berbicara. Dia meresponnya melalui kultwit di Twitter pada Kamis (2/2).
Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) ini mengaku tak terima dengan isu yang kurang lebih sebagai pencemaran nama baik itu. Baginya, apa yang dilakukan oleh Ahok dan pengacaranya adalah tindakan “blunder politik”.
“Dia lakukan blunder politik yang bodoh dengan pernyataan-pernyataannya yang kurang perlu soal al-Maidah dulu. Sekarang Ahok melakukan blunder lagi dengan memproduksi kesalahan yang bikin marah segmen umat yang penting, yaitu NU,” tulis pemilik akun @ulil ini.
Meski Ulil merasa berseberangan secara pemikiran (keagamaan) dengan Ma’ruf Amin, tetap saja dia bersimpati jika sang Kiai dituduh sebagai pembohong.
“Secara pemikiran, saya berseberangan dengan Kiai Ma’ruf, hingga sekarang. Tapi ndak terima kalau dia dituduh bohong oleh pengacara Ahok,” kicaunya lagi.
Bagi Ulil, menuduh Kiai Ma’ruf Amin sebagai pembohong merupakan tindakan yang sangat ceroboh. Ulil yakin bahwa yang ditolak oleh Kiai Ma’ruf di persidangan itu adalah dugaan hubungan telepon soal pesanan fatwa dengan SBY.
“Soal pembicaraan mengenai kunjungan AHY ke PBNU antara SBY dan Kiai Ma’ruf memang ada. Tapi itu non-issue.”
Jadi, menurutnya, ketika pengacara Ahok menuduh Kiai Ma’ruf berbohong soal adanya pembicaraan dengan SBY per telepon, mereka jelas ceroboh dengan tuduhan itu.
“Kiai Ma’ruf sama sekali tak berbohong dalam hal tak adaya pembicaraan per telepon dengan SBY soal permintaan fatwa.” (MS)