JAKARTA, SUARADEWAN.com – Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dengan bijak mengakui, bahwa ada keraguan yang diberikan publik terhadap kinerja kepolisian, dalam mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
Menanggapi hal itu, Polri menggandeng KPK untuk bersama-sama membentuk tim dalam mengusut kasus penyidik KPK tersebut.
“Selama ini juga saya kira tim Polri bekerja. Oke, kalau mungkin dianggap kurang kredibel, saya kira tim dari KPK sangat dipercaya publik,” kata Jenderal Tito, dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/7).
Sebelum melakukan jumpa pers, Tito terlebih dulu menghadap Presiden Joko Widodo untuk melaporkan perkembangan kasus Novel. Menurutnya, tim Polri sendiri sudah berencana berangkat ke Singapura untuk memeriksa Novel Baswedan, khususnya terkait pernyataan Novel, bahwa ada keterlibatan jenderal polisi dalam kasusnya.
“Agar prosesnya lebih adil, Polri juga mengajak tim penyidik dari KPK untuk berangkat ke Singapura. Permintaan ini saya sampaikan saat berkunjung ke KPK pada 16 Juni lalu. Pada saat itu Bapak Ketua KPK, Pak Agus Raharjo juga, Beliau berkenan untuk mendampingi atau salah satu komisioner untuk mendampingi tim dari Polri. Sehingga informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif,” jelasnya.
Akan tetapi, hingga saat ini, Kata Jenderal Tito, kesiapan ke Singapura untuk mendapingi tak kunjung diterima pihak kepolisian.
“Namun sampai hari ini informasi dari KPK untuk keberangkatan ke Singapura, mendampingi di Singapura, belum kami terima,” paparnya.
Menurut Jenderal Tito, dalam beberapa hari ke depan, Polri akan melakukan pembicaraan lagi dengan KPK. Pembicaraan itu meliputi seputar rencana untuk memeriksa Novel di Singapura hingga langkah bersama tim gabungan KPK-Polri.
“Kami akan terbuka untuk itu. kami sudah menawarkan dari tanggal 16 Juni. Jadi dengan adanya tim gabungan KPK-Polri ini, belum diperlukan tim pencari fakta independen yang terdiri dari unsur masyarakat,” tukasnya. (fn)