JAKARTA, SUARADEWAN.com – Barang bukti bom rakitan yang disita dari terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antriteor di Bima identik dengan bom yang meledak di Kampung Melayu beberapa waktu lalu, yakni sama-sama menggunakan bahan peledak TATP.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menerangkan, mereka merupakan kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok teroris di Indonesia yang berbaiat ke ISIS.
“Barang bukti seperti (insiden) Kampung Melayu. Tipikal nya sama karena kelompok JAD berafiliasi sama ISIS,” ujarnya, Senin (19/6/17).
Sementara itu, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan mereka belajar merakit bom secara online. “Yang di Kampung Melayu belajar dari online. Rupanya di Bima juga sama, belajar dari online juga,” ujar Kapolri.
Terduga teroris yang ditangkap di Bima merupakan jaringan kelompok JAD) yang dikendalikan oleh Bahrun Naim yang saat ini berada di Suriah.
Tito menyebut, bomber Kampung Melayu belajar merakit dari video tutorial yang dipandu langsung oleh Bahrum Naim.
“AS (pelaku bom Kampung Melayu) dari Qodriyah Bandung Raya itu kami sudah menemukan handphone-nya, dia punya hubungan langsung dengan Bahrun Naim yang ada di Raqqa, Suriah,” pungkasnya Tito.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua terduga terorisi di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (17/6/17) pukul 20.25 WITA. Keduanya adalah Knw (21) dan Hdy (22). Knw ditangkap di sekitar Desa Talabiu, Kecamatan Woha. Sementara Hdy ditangkap di kediamannya di Desa Dore, Kecamatan Palibelo.
Barang bukti berupa bom rakitan yang disita diduga akan disiapkan untuk diledakan dengan target dan sasaran aparat Kepolisian. (dd)