JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sekretaris Jenderal PPP, Asrul Sani, mengungkapkan alasan kekalahan Basuki Tjahaya Purama alias Ahok pada pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April lalu.
Menurut anggota Komisi III DPR RI ini, kekalahan tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, terkait persoalan kasus penodaan agama yang sedang dihadapi Ahok. Dan kedua, terkait kampanye video lewat media sosial oleh timses Ahok-Djarot yang dinilai blunder.
“Ini yang kami yakini tidak disadari oleh beberapa elemen timses paslon 2 sehingga mereka keliru strategi antara lain dengan mengeluarkan video viral tersebut,” kata Asrul di Jakarta, Minggu (23/4).
Menurut Asrul, mayoritas pemilih Agus-Sylvi pada pilkada putaran pertama lalu adalah muslim moderat yang tidak setuju dengan cara-cara radikal. Namun mereka tidak jadi memberikan suaranya pada Ahok karena strategi video tersebut dinilai tidak elegan karena menghadap-hadapkan keislaman dengan kebhinekaan, keberagamaan dengan keberagaman.
“Mayoritas pemilih itu sebenarnya muslim moderat yang tidak pro dengan cara-cara radikal, baik yang menggunakan agama maupun yang sekuler dan menghadapkan agama dengan paham lain,” tukasnya.
Selain dua faktor itu, Asrul juga mengakui bahwa partainya PPP dan PKB tidak mampu maksimal dalam menarik dukungan dari pemilihnya pada pemungutan suara 19 April lalu.
“Ketidakmampuan PPP maupun PKB menarik dukungan bagian dari pemilihnya harus diakui,” ungkap Asrul. (ZA)