JAKARTA, SUARADEWAN.com – Darrr..!! Bom meledak di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam. Ledakan ini terjadi dua kali, yakni pada pukul 20:57 WIB dan pukul 21:05 WIB.
Tragedi mematikan ini setidaknya menewaskan 3 (tiga) anggota Kepolisian RI (Polri) yang saat itu tengah menjaga pawai obor menjelang bulan suci Ramadhan. Ada juga masyarakat sipil yang ikut jadi korban keganasannya.
“Ada empat polisi yang sedang dinas menjaga pawai obor menjelang bulan suci. Kemudian jadi korban (ledakan bom bunuh diri),” terang Staf Kepresidenan Teten Masduki usai menjenguk korban di RS Premiere Jatinegara, Kamis (25/5/2017).
Pemerintah pun, tegas Teten, mengutuk keras aksi teror tersebut. Ia himbau agar aksi-aksi teror dilawan bersama.
“Tentu kita harus mengutuk tindakan teror ini. Ini merupakan satu teror yang nyata. Sehingga kita bersama, masyarakat dan pemerintah ahrus melawan teror ini,” tandasnya.
Pasca leadakan, ditemukan potongan kepala yang diduga milik salah satu korban yang masih tertinggal di halte TransJakarta. Dari video yang tersebar di media sosial pun, beberapa organ tubuh lainnya, seperti kaki dan tangan juga tercecer di tempat kejadian.
Menurut Parlindungan, seorang saksi mata, yang meledakkan bom ada perempuan. Ia berada tak jauh dari ledakan pertama yang terjadi.
“Saya duduk di pinggir jajan. Saya kira ban truk. Setelah itu saya lihat tangan. Tangan perempuan itu pas ledakan pertama. Saya lihat perempuan ledakkan diri,” ungkapnya di lokasi kejadian.
Bersama anggota Brimob, ia pun mengangkut para korban.
“Korbannya ada polisi juga. Sedangkan perempuan itu sudah hancur,” terangnya kembali.
Respons Netizen
Pasca ledakan, respons netizen ramai di medsos. Mereka mengungkapkan kekhawatiran dan doa mereka akan kejadian yang melanda Kampung Melayu ini.
Di Twitter misalnya, sejumlah kata kunci menjadi trending topic hingga dunia seperti ‘Kampung Melayu’ dan tagar ‘PrayforJakarta’ menggema.
Netizen juga menghimbau agar penyebaran foto-foto korban dihentikan. Menurut mereka, indikator kesuksesan para pelaku teror adalah ketika masyarakat ikut resah dengan aksi-aksi brutal mereka.
“Suicide bombing in Kampung Melayu, Jakarta. Everyone please stay safe and avoid crowded places. #PrayForJakarya,” tulis @pinkguccihs.
“I’m at loss for words. My thoughts & prayers untuk semua yang affected by the terminal Kp. Melayu tragedy tonight. #PrayForJakarta,” tambah @tiaara_lestari.
“Stop share disturbing picture/gore Kp. Melayu. Safe life everytime. #Respect #PrayForJakarta #PrayForIndonesia,” tulis @ClaudiaSevi.
“@KamiTakTakut ~ Tangkap para teroris dan bubarkan ormas radikal intoleran yang anti Pancasila. Saatnya Polri bertindak tegas,” tulis @erwinsiahaan3.
“Siapa dalang kerusuhan di Jakarta? #KamiTakTakut karena Presiden akan melindungi kami,” tambah @mutiarasurga23.
“Pak @jokowi #IndonesiaTakTakut #KamiTakTakut #PrayForJakarta Kami mencintai Indonesia, kami mencintai manusia – FR,” cuit @fadjroel.
Jangan Sebar Foto Korban
Seperti respons netizen, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun meminta masyarakat agar tidak menyebar atau memviralkan korban bom Kampung Melayu melalui media apa dan manapun.
“Penyebaran foto seperti memberikan oksigen bagi tujuan, memberikan ketakutan kepada masyarakat,” tandasnya.
Di samping itu, ia juga menghimbau masyarakat untuk mendukung dan memberi ruang seluasnya bagi polisi untuk bekerja.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga. Menurutnya, menyebar foto korban apalagi luka-luka dan tampak tak utuh lagi, tidak akan membantu sama sekali. Justru akan membuat ketakutan dan menambah perih bagi keluarga korban yang ditinggalkan.
“Di grup WhatsApp foto korban luka-luka menyebar begitu saja tanpa blur. Ini tidak etis walaupun sebenarnya maksudnya ingin memberikan informasi,” ujarnya.
“Share foto tubuh korban tragedi bom di sosmed itu norak. Itu bukan bantu masyarakat nyebarin kabar, tapi bantu teroris nyebarin ketakutan,” tambahnya.
Instruksi Pemerintah
Atas kejadian ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengistruksikan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengusut tuntas jaringan pelaku serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu.
“Saya perintahkan mengejar sampai ke akar-akarnya. Karena kita tahu korban yang ada ini sudah keterlaluan,” ujarnya geram.
Ia pun turut berduka cita terhadap para korban jiwa dan korban luka ledakan. Meski demikian, Jokowi tetap menghimbau untuk tenang dalam menyikapi dan tetap menjaga persatuan di tengah gempuran.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia meminta agar masyarakat tetap mewaspadai sosok yang mencurigakan dan melaporkannya kepada aparat negara sebagai langkah antisipatif menghadapi teror.
“Insiden ini tentu memperingatkan kita bahwa potensi teroris di Indonesia ini masih ada, dan kita harus selalu waspada. Dan masyarakat harus segera melaporkan jika melihat ada kelainan-kelainan ke aparat negara, polisi atau tentara,” ujar JK.
“Ini teror sudah sangat mendunia. Kita baru saja melihat dari Inggris sampai Indonesia. Di samping belasungkawan, kita juga harus tetap waspada,” imbuhnya.
JK juga meminta agar kepolisian serta tentara lebih aktif lagi mengantisipasi teror. Hanya saja, menurutnya, hal ini tak mungkin berjalan sebagaimana mestinya tanpa partisipasi aktif dari masyarakat luas.
“Jika di sekitar ada sosok mencurigkan, harus segera dilaporkan. Dan juga sekaligus meminta di bulan puasa ini, di bulan Ramadhan ini, masjid-masjid dalam ceramahnya harus menekankan arti kedamaian, kebersamaan, kepada seluruh masyarakat, dan juga kewaspadaan,” ujarnya kembali. (ms)