Profesor Australia Imbau Waspadai Flu Burung Merebak lagi, Ini Jalur Masuknya

Burung perandai, salah satu burung yang rutin bermigrasi antar benua, dituding sebagai jalur masuk virus flu burung. (Foto: Wikipedia)

SUARADEWAN.com – Profesor Marcel Klaassen, Kepala Divisi Ekologi Universitas Deakin di Melbourne, Australia, memperingatkan bahwa migrasi burung perandai antar benua membawa pula resiko penyebaran virus flu burung.

“Mereka bisa menjadi jembatan bagi virus untuk masuk ke Australia.Kita betul-betul harus waspada,” tutur Profesor Klaassen ketika membicarakan siklus migrasi burung perandai antara benua Asia dan Australia.

Profesor Klaassen dan im peneliti dari Deakin University telah mengamati populasi burung yang ada di Australia selama 10 tahun. Sebanyak 10.000 ekor burung berada dalam obyek pengawasan.

Dalam pengamatannya, Profesor Klaassen mendapati burung perandai atau shorebirds dan unggas air atau waterfowl telah menjadi inang ideal virus flu burung. Virus ini berpotensi ditularkan ke unggas dan binatang lainnya, terutama yang ada dalam ekosistem pantai.

Bahkan virus flu burung H5N1 telah dipastikan telah mengakibatkan kematian hewan di seluruh benua di dunia. Ratusan juta ekor burung liar dan unggas ternak telah menjadi korban virus tersebut.

Penularan virus flu burung kepada binatang lain juga terjadi. Misalnya 4 ekor anjing laut di Skotlandia mati pada tahun lalu. Dipastikan penyebabnya adalah virus flu burung. Bahkan berang-berang dan rubah sudah ada yang terinfeksi virus mematikan ini.

“Sudah ada banyak kasus di mana virus itu melompat dari burung ke anjing laut, rubah, anjing liar dan berbagai bintang lain, juga manusia,” tutur Profesor Klaassen.

Sebuah peternakan burung emu di negara bagian Victoria, Australia, juga disebutkan harus memusnahkan 500.000 ekor unggasnya di tahun 2020-2021 karena mengkhawatirkan merebaknya penularan virus flu burung.

Mengenai unggas peternakan, Profesor Klaassen mengatakan,”Merekalah yang menyebabkan virus tetap ada.” Padahal dalam data, disebut bahwa 70% unggas di dunia adalah milik peternakan.

Profesor Klaassen mengimbau pemerintah negeri kangguru tersebut untuk mengawasi migrasi burung-burung yang diperkirakan akan datang dengan semarak pada September nanti. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90