JAKARTA, SUARADEWAN.com — Empat pimpinan Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) telah ditetapkan dalam rapat paripurna, Selasa (1/10/2019). Keempat pimpinan itu diambil dari sub wilayah Barat I dan II serta sub wilayah Timur I dan II.
Setelah ada empat nama yang diusulkan masing-masing sub wilayah, kembali dipilih satu nama untuk menjadi ketua DPD. Proses pemilihan ketua DPD sendiri berjalan cukup alot dan memakan waktu selama lebih dari tiga jam. Karena tak ada kata sepakat, akhirnya dilakukan voting untuk menentukan ketua DPD.
Berikut profil ketua DPD dan tiga wakil ketua DPD 2019-2024 yang terpilih:
1. La Nyalla (Ketua DPD)

La Nyalla Mattalitti mewakili sub wilayah Barat II. Dia dipilih secara aklamasi oleh anggota DPD RI Gugus Barat II, yang terdiri dari 32 senator asal Lampung, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.
Keputusan aklamasi diambil karena dukungan kepada La Nyalla telah melebihi 50 persen. Selanjutnya, pada persidangan paripurna yang diikuti 136 anggota DPD, La Nyalla meraih suara terbanyak sehingga ditetapkan sebagai Ketua DPD.
Sebelum terjun ke politik, La Nyalla dikenal sebagai salah satu pengusaha di Surabaya. Pamor La Nyalla kian mencuat saat berkiprah di PSSI. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015 – 2016, sebelum akhirnya lengser.
Ia dipaksa mundur karena diduga menyelewengkan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2011 – 2014 saat menjadi pengusaha dan sebagai Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jatim.
La Nyalla sudah ditetapkan tersangka dalam kasus itu. Namun, majelis hakim memvonis bebas Ketua Pemuda Pancasila Jatim itu, dalam persidangan yang digelar Pengadilan Tipikor pada 27 Desember 2016.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaaan Penyelenggara Negara (LHKPN), pada 2018, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 14,2 miliar, terdiri dari harta berupa tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 11,4 miliar, kendaraan senilai Rp 621 juta, harga bergerak Rp 1 miliar serta kas dan setara kas senilai Rp 1,09 miliar.
2. Nono Sampono
Nono Sampono ialah seorang Purnawirawan Letjen TNI (Mar) kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Beberapa posisi srtategis dalam bidang militer satu persatu pernah didudukinya, seperti menjadi Komandan Paspampres, Gubernur AAL dan Komandan Jenderal Akademi TNI.
Pada 2010, Nono mengemban tugas sebagai orang nomor satu di Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas). Setelah itu Nono mulai terjun ke politik, maju di Pilgub DKI Jakarta dan Maluku. Namun Nono gagal terpilih.
Akhirnya ia memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) 2014-2019 asal Maluku. Ia lolos ke Senayan dan langsung menduduki kursi wakil ketua DPD.
Nono Sampono memiliki total harta kekayaan Rp 30,3 miliar, terdiri dari tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 20,7 miliar, kendaraan dengan total nilai Rp 1,26 miliar, harta bergerak lain senilai Rp 283 juta, surat berharga senilai Rp 5,5 miliar, kas dan setara kas senilai Rp 3,87 miliar serta utang Rp 1,4 miliar.
3. Mahyudin
Mahyudin merupakan pendatang baru di DPD. Namun sebelumnya ia telah lama berkarir di politik lewat lewat Partai Golkar.
Melalui partai beringin, Mahyudin merintis karir politiknya mulai menjadi anggota DPRD, menjadi kepala daerah, hingga beranjak ke Senayan.
Mahyudin tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur periode 2000-2001, kemudian karirnya naik hingga terpilih sebagai Wakil Bupati Kutai Timur pada 2001-2003 dan kemudian menjabat Bupati Kutai Timur 2003-2005.
Dia lalu terpilih sebagai anggota DPR RI 2009-2014 dan menempati Komisi VII 2009-2010, Badan Anggaran 2009-2011, Komisi I 2010-2011 dan Komisi III 2011-2014.
Terakhir, Mahyudin kemudian ditetapkan sebagai Wakil Ketua MPR RI dari Partai Golkar periode 2014-2019.
Mahyudin memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 11,7 miliar, terdiri dari tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 9,06 miliar, kendaraan senilai Rp 815 juta, harta bergerak Rp 1,19 miliar serta kas dan setara kas senilai Rp 673 juta.
4. Sultan Bachtiar Najamudin
Sultan Bahctiar Najamudin bukan orang baru di Senayan. Ia sebelumnya sempat menjadi anggota DPD RI hasil Pemilu 2009.
Saat itu ia duduk sebagai anggota DPD RI saat usianya baru menginjak 30 tahun yang menjadikan dirinya salah satu senator muda di Senayan.
Namun, ia tak menuntaskan jabatannya karena terpilih menjadi Wakil Gubernur Bengkulu 2013-2015. Kini setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai kepala daerah di Bengkulu, ia kembali ke DPD dan meraih kursi pimpinan.
Sementara Sultan Bachtiar Najamudin memiliki total kekayaan Rp 4,9 miliar, antara lain tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 3,9 miliar, kendaraan dengan total nilai Rp 685 juta, harta bergerak Rp 66 juta serta kas dan setara kas Rp 170 juta. (red)