Program Deradikalisasi di Nusakambangan Terhalang

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) masih melakukan pengkajian penempatan narapidana dan tahanan dari Rutan Mako Brimob di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan. Adapun Badan Penanggulangan Nasional Terorisme (BNPT) belum masuk ke Nusakambangan. Program deradikalisasi pun belum dimulai.

Koordinator Kepala Lapas se-Nusakambangan dan Cilacap yang juga Kepala Lapas Batu, Eka Hendra Putra mengatakan, kajian itu harus dilakukan lantaran ternyata yang dipindah dari Mako Brimob tak hanya orang yang berstatus narapidana.

Di antara mereka, ada yang statusnya baru tahanan dengan perkara terorisme. Sebab itu, selain penempatan berdasar standar keamanan dan risiko, Lapas Nusakambangan juga akan menempatkan mereka dengan pembedaan status napi dan tahanan.

“Belum, kita kan masih assement bongkar pasang-bongkar pasang ini, masih assesment. Karena kan ada berapa, ada narapidana ada tahanan. Jadi belum ada datanya,” katanya.

Dia menjelaskan, napiter yang berkategori berbahaya ditempatkan di Lapas Pasir Putih dan Lapas Batu yang menerapkan sel isolasi, satu sel satu orang. Adapun napiter yang cenderung sudah kooperatif akan ditempatkan di Lapas Besi.

Pembedaan penempatan itu dilakukan untuk memudahkan koordinasi bagi para tahanan yang masih menjalani proses hukum dan belum divonis pengadilan.

“Angkanya, belum valid, masih assesor kita sedang meneliti satu-satu. Assesor dari Ditjen Pemasyarakatan dan Bapas,” jelasnya.

Hendra menerangkan, berdasar data terkini, jumlah napi dan tahanan yang dipindah dari Rutan Mako Brimob berjumlah 154 orang ditambah satu bayi. Rinciannya, 152 orang lelaki dan dua orang perempuan. “154 plus satu bayi,” ujarnya. 

Sementara ini, kata Hendra, kajian penempatan masih dilakukan secara mandiri oleh Ditjen PAS dan Balai Pemasyarakatan (Bapas). Adapun Badan Penanggulangan Nasional Terorisme (BNPT) belum masuk ke Nusakambangan. Program deradikalisasi juga belum mulai dilaksanakan.

“BNPT belum masuk ke sini di sini. Masih mandiri. Deradikalisasi itu kan programnya BNPT. Kalau kita lebih ke pembinaan narapidana, Mas,” imbuhnya.

Hendra menerangkan, di Lapas Batu juga ditempatkan dua napiter perempuan dan seorang bayi. Penempatan di sel perorangan ini dilakukan untuk memastikan agar napiter perempuan dan bayinya aman dan nyaman dan tak tercampur dengan napiter pria.

sumber: Gatra.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90