JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (Setjen MPR) mengadakan penyuluhan mengenai bahaya narkoba yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR, DPD dan DPR, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Wakil Setjen MPR Selfi Zaini mengatakan bahwa salah satu tantangan Indonesia hingga saat ini adalah penyalahgunaan narkoba.
“Hal ini harus kita perangi bersama, karena sudah menjadi pengetahuan masyarakat umum akan bahaya dampak negatif penyalahgunaan narkoba,” terangnya.
Penyuluhan yang diadakan Setjen MPR ini merupakan bentuk reformasi birokrasi dalam upaya menguatkan komitmen bebas narkoba.
“Karena itu, kami berkomitmen seluruh pegawai di Setjen MPR terlepas dari bahaya narkoba. Dalam rangka reformasi birokrasi, kami mencanangkan Setjen MPR bebas narkoba. Kami berkomitmen bebas narkoba,” kata Selfi.
Dalam kegiatan tersebut, Setjen MPR menghadirkan pembicara langsung dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Selain lembaga yang memang bergerak dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba, Selfi berharap agar jajaran pegawai Setjen MPR dapat mengetahui seluk-beluk narkoba.
“Dalam penyuluhan, pegawai akan tahu apa sanksi dan hukumannya bila sudah ketergantungan dan kecanduan narkoba. Untuk itu, peserta penyuluhan diharapkan memperhatikan dan menghayati agar tak terpengaruh bahaya narkoba,” imbuhnya.
Kepala Subdirektorat Ketenagakerjaan BNN Sudirman dalam paparannya mengatakan bahwa narkoba sebenarnya digunakan untuk kesehatan dan penelitian, bukan untuk orang yang dalam keadaan sehat (normal) saja. Namun, karena beberapa faktor, akhirnya banyak yang menyalahgunakan narkoba dan pada akhirnya mengalami kecanduan.
“Namun karena berbagai alasan, mulai keinginan coba-coba, ikut trend, status sosial, hingga ingin melupakan persoalan, membuat narkoba disalahgunakan. Penggunaan terus-menerus dan berlanjut menyebabkan kecanduan,” jelasnya.
Ia memberikan contoh bila seseorang menggunakan ganja. Mula-mula ia akan mengalami beberapa hal, seperti tertawa walau tak lucu, kehilangan keseimbangan, nafsu makan meningkat drastis, mata merah dan bicara cadel. Setelahnya, ia akan bengong, lemas, menguap, mengantuk, bingung dan bahkan gila.
Tutupnya, Sudirman menyebutkan langkah-langkah dalam upaya menanggulangi narkoba dapat dilakukan secara preventif, represif, kuratif dan rehabilitasi. (ms)