SUARADEWAN.com – Pavilion Wonderful Indonesia seluas 100 meter persegi menempati sebuah booth pada ajang World Travel Market 2022 yang diadakan di Excel, London, Inggris pada tanggal 7-9 November 2022.
Keikutsertaan Indonesia dalam pameran pariwisata terbesar kedua di dunia tersebut adalah dalam rangka memasarkan pariwisata Indonesia ke pasar Inggris dan Eropa.
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menuturkan, “Mengingat pariwisata Indonesia bagi wisatawan mancanegara telah dibuka sejak Februari 2022. Sehingga dengab partisipasi kita dalam World Travel Market London diharapkan dapat meningkatkan devisa negara melalui pariwisata dan mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan berkualitas.
Selain membuat kebijakan untuk mempermudah perjalanan wisata, seperti pembebasan tes PCR dan karantina bagi yang telah melakukan vaksin lengkap, Sandiaga juga membebaskan negara anggota ASEAN untuk berwisata ke Indonesia tanpa visa. Selain itu masih ada juga visa on arrival khusus untuk 86 negara dan secaond home visa.
Made Ayu Martini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, menjelaskan bahwa departemennya juga memfasilitasi 36 pelaku pariwisata Indonesia yang meliputi biro perjalanan, tour operator, destination management company, dan jaringan hotel terkenal pada ajang WTM London.
Made juga mengatakan tentang destinasi pariwisata super-prioritas yang menjadi andalan Kemenparekraf saat ini, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Di samping Bali yang tetap menjadi destinasi pariwisata utama.
Ia juga menceritakan bahwa pandemi berpengaruh pada perkembangan produk pariwisata. Umumnya produk-produk yang diminta lebih bersifat personal, lokal, atau customized, dan dalam lingkup yang kebih kecil. Dan aktivitas pariwisata juga berubah, dari yang massal dan lebih menyukai ‘sea, sun, and sand’ menjadi ‘serenity, spirituality, and sustainability’.
Hal inilah yang menjadikan pengembangan desa wisata menjadi salah satu fokus yang digarap Kemenparekraf. Saat ini ada 7.500 desa wisata populer di Indonesia dengan peminatnya yang naik hingga 30%.
Di samping desa wisata, Kemenprekraf juga menggarap “Indonesia Spice Up The World” yang berfokus pada ekspor rempah dan bumbu. Tujuan dari program ini adalah memacu perkembangan dan aktivasi jaringan restoran Indonesia di luar negeri. ***