YOGYAKARTA, SUARADEWAN.com – Pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta dilangsungkan pada hari ini Rabu (19/4).
Warga Jakarta akan menggunakan hak pilihnya untuk memilih salah satu dari dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok-Djarot atau Anies-Sandi, untuk menjadi pelayan mereka selama satu periode 2017-2022 kedepan.
Terkait Pilkada hari ini, ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengimbau semua pihak untuk siap menerima apapun hasil dari konstestasi politik ini.
Menurutnya semua pihak harus siap menerima kemenangan maupun kekalahan. Jangan sampai gara-gara Pilkada DKI maka harmoni kebersamaan dalam berbangsa dan keutuhan bernegara menjadi rusak.
“Semua pihak harus siap menang dan kalah dan tidak boleh kita korbankan keutuhan dan kebersamaan dalam berbangsa,” kata Haedar di Yoyakarta, Senin (17/4).
Haedar mengimbau pada masyarakat untuk berpolitik sebagaimana mestinya, dan mengikuti semua tahap pelaksanaan Pilkada DKI sebagaimana harusnya.
Dia menekankan semua pihak tidak perlu sampai membawa-bawa simbol agama, kedaerahan, maupun partai yang berpotensi untuk memprovokasi masyarakat dan mengganggu Pilkada DKI.
“Simbol agama, kedaerahan, maupun partai tidak perlu dilakukan supaya suasana kondusif,” tukas Haedar.
Sebagaimana diketahui, di jejaring media sosial seperti Facebook dan WhatsApps mucul cukup banyak informasi yang tendesius dan sifatnya provokatif terkait pelaksanaan Pilkada DKI.
Sebagian dari informasi itu memanfaatkan isu SARA untuk mengganggu kondusifitas Pilkada DKI. Bentuknya antara lain dengan menjatuhkan penilaian secara sepihak terhadap salah satu pasangan calon, padahal Pilkada DKI belum selesai dilaksanakan. (ZA)