JAKARTA, SUARADEWAN.com – Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap Suriah kian menuai kecaman dari sekutu-sekutu Presiden Bashar al-Assad. Selain Rusia yang menilai tindakan AS sebagai pelanggaran hukum internasional, Presiden Iran, Hassan Rouhani, juga melontarkan nada yang sama.
Bagi Iran, AS tak hanya melanggar hukum, melainkan juga berpotensi memicu kejahatan global berupa ekstremisme dan terorisme.
“Agresi AS terhadap Shayrat (pangkalan udara) memperkuat ekstremisme regional dan teror, serta pelanggaran hukum global dan ketidakstabilan, dan harus dihukum,” ujar Rouhani dalam pidatonya menyikapi serangan rudal AS terhadap Suriah, Sabtu (8/4/2017).
Terkait dengan kebijakan AS yang terkesan mudah untuk mengeluarkan perintah penyerangan (invasi) ke negara-negara lainnya, lanjut Rouhani, adalah kebijakan yang keliru.
“Saya menyerukan dunia untuk menolak kebijakan tersebut yang hanya membawa kehancuran dan bahaya ke daerah dan dunia,” imbuhnya menegaskan.
Sebelumnya, AS berdalih bahwa serangan mematikan yang dilancarkan ke pangkalan militer Suriah tersebut karena militer Suriah dituding mengunakan senjata berbahan kimia (gas beracun) ketika menyerang kelompok oposisi pekan lalu. Karenanya, Iran pun meminta untuk menyelidiki isu tersebut.
“Kami meminta badan pencari fakta internasional menyelidiki sesuai dengan peraturan untuk mencari tahu di mana senjata-senjata kimia itu berasal,” ujar Rouhani kembali.
Hal ini dipandang perlu mengingat efek serangan rudal AS ke pangkalan militer Suriah mempertaruhkan meningkatnya ekstremisme di wilayah tersebut. (ms)