Siap Dibui 10 Tahun Penjara, Eks PM Pakistan Pulang Dari Inggris

ISLAMABAD, SUARADEWAN.com – Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif memutuskan pulang dari Inggris untuk menjalani vonis 10 tahun penjara yang dijatuhkan padanya dalam kasus korupsi. Otoritas Pakistan lantas memblokir sebagian wilayah kota Lahore, kampung halaman Sharif, sebagai antisipasi.

Sharif divonis 10 tahun penjara secara in-absentia oleh pengadilan, pekan lalu. Dia dinyatakan bersalah atas korupsi terkait pembelian sejumlah properti mewah di London. Saat vonis dijatuhkan, Sharif masih berada di London untuk menemani istrinya yang menjalani pengobatan kanker.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (13/7/2018), Sharif telah terbang meninggalkan London pada Kamis (12/7) malam waktu setempat. Dia pulang bersama putrinya, Maryam, yang juga telah divonis 7 tahun penjara atas dakwaan korupsi.

Kasus korupsi yang menjerat Sharif bermula dari kebocoran Panama Papers tahun lalu, yang membuat media ramai memberitakan gaya hidup mewahnya dan properti kelas atas milik keluarganya di London.

Dalam pernyataan terbaru via video, Sharif mengklaim dirinya menjadi target militer yang menguasai Pakistan. Diketahui bahwa Pakistan akan menggelar pemilu pada 25 Juli nanti. Penjatuhan vonis pada Sharif menjadi pukulan telak bagi Partai Liga-Nawaz Muslim Pakistan (PML-N) yang kini berkuasa.

“Saya tahu itu… Saya akan langsung dibawa ke penjara,” ucap Sharif dalam pernyataan tersebut. “Saya ingin memberitahu rakyat Pakistan bahwa saya melakukan hal ini untuk Anda semua… Berjalan bersama saya, bergandengan tangan bersama saya dan ubah arah negara ini,” imbuhnya.

Menindaklanjuti kabar kepulangan Sharif, otoritas Pakistan memperketat pengamanan di Lahore, wilayah asal Sharif. Dituturkan Kepala Kepolisian setempat, Sajjad Hasan Man, bahwa sekitar 8 ribu hingga 10 ribu personel kepolisian dikerahkan untuk menjaga keamanan di Lahore.

Kepolisian mengerahkan sejumlah kontainer besar untuk memblokir beberapa ruas jalanan Lahore pada Jumat (13/8) pagi waktu setempat. Dituturkan seorang pejabat kepolisian setempat yang enggan disebut namanya, bahwa otoritas Lahore telah menetapkan sedikitnya 50 titik lokasi pemblokiran. Lalu lintas kendaraan dari dan ke bandara setempat juga dibatasi.

Namun para pendukung Sharif juga simpatisan Partai PML-N bertekad akan melakukan long-march ke bandara tempat Sharif mendarat. Mereka bahkan bersumpah akan melawan otoritas setempat jika ditantang.

“Kami akan bergerak ke bandara dan jika ada yang menghentikan kami maka kami siap masuk penjara,” tegas salah satu pendukung Sharif, Khurram Ehsan (36), kepada AFP. “Kami bisa melewati batas demi pemimpin kami,” imbuhnya. Sharif sebelumnya memimpin PML-N, namun kini posisi itu dijabat oleh adiknya, Shahbaz Sharif. (det)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90