
JAKARTA,SUARADEWAN.com – Forum Umat Islam (FUI) kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR RI, Selasa, (21/2/17). Demonstrasi yang dinamai aksi 212 jilid 2 tersebut mengambil tajuk “Aksi Bela Islam”.
Massa aksi akan menyerukan tuntutan untuk mencopot Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta serta menuntut agar aparat hukum menghentikan proses hukum terhadap para ulama seperti Rizieq Syihab, Bachtiar Nasir dan Munarman.
Menurut surat pemberitahuan aksi yang diterima oleh pihak kepolisian, massa aksi yang akan ikut serta diperkirakan berjumlah 10.000 massa, yang terdiri dari sejumlah ormas islam yang berasal dari berbagai daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, kemudian Bogor, Depok, dan Tangerang.
Meski aksi ini buntut dari fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang menyinggung surat Al Maidah, namun MUI menolak dikait-kaitkan dengan demonstrasii tersebut.
Fatwa MUI terkait kasus Gubernur DKI Jakarta tersebut yang diduga melakukan penodaan agama, tidak ada sangkut pautnya dengan gelaran Pilkada DKI Jakarta. Menurut Ma’ruf Amin, MUI selalu diminta oleh pemerintah untuk memberikan fatwanya dalam banyak hal.
Sehingga dirinya tidak ingin dikaitkan dengan proses pilkada DKI yang sedang berlangsung. “Ahok menang atau kalah saya tidak tahu. Itu masih di Lauhul Mahfudz. Kalau kalah, ya nggak ada masalah. Andaikata dia menang, ya nggak ada masalah juga. Menurut saya, kita ini warga negara yang baik. Artinya, kita siap menang dan juga siap kalah. Menang kita terima, kalah kita terima,” paparnya.
Menurut Rais Aam PBNU KH tersebut, memang fatwa MUI soal kasus Ahok itu memiliki peranan yang cukup kuat dalam menggerakkan aksi massa, namun secara pribadi dan kelembagaan, dirinya tidak pernah mengintruksikan kepada umat islam untuk berdemonstrasi dalam rangka mengawal fatwa tersebut. Bahkan sebaliknya, Ketua MUI tersebut melarang umat islam khususnya NU untuk turun aksi.
“Saya berulangkali menyampaikan hal ini, bahwa saya tidak pernah dilibatkan dan melibatkan diri ikut demo 212 karena demo itu sangat politis,” terang Kiai Ma’ruf dalam pertemuan tokoh NU se-Madura, di Sampang, Madura, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Ma’ruf Amin mengakui, larangan aksi tersebut ia serukan karena dirinya menilai aksi 212 dengan membawa nama umat islam sarat dengan kepentingan politik. Untuk itu, dirinya melarang keras umat islam untuk turut serta dalam aksi 212. “Saya akan melarang umat Islam ikut demo yang bernuansa politik,” tegas Ma’ruf amin.
Sikap tegas Ketua Umum MUI tersebut yang enggan dikaitkan dengan aksi 212 juga terlihat dari reaksi keras dari Ketua PBNU bidang Hukum Robikin Emhas yang menyesalkan atas beredarnya undangan seruan aksi 212 yang mencatut nama Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin sebagai salah satu ulama yang akan hadir dalam aksi tersebut.
“Disini saya ingin sampaikan klarifikasi bahwa Kiai Ma’ruf sebagai Ketua Umum MUI, lebih-lebih sebagai Rais ‘Aam PBNU, tidak tahu menahu dan tidak hadir dalam aksi tersebut,” tegas Robikin. (DD)