TANGSEL, SUARADEWAN.com – Silaturahim politik antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto mendapat sorotan beragam dari berbagai pengamat politik di Indonesia, terlebih kedua tokoh penting ini diketahui rival sejak berkarir di militer.
Seperti diketahui, SBY sendiri, merupakan salah satu yang merekomendasikan pemberhentian karir militer Prabowo Subianto, akan tetapi, kini kedua pentolan partai Demokrat dan Gerindra ini bersatu dalam politik.
Melihat hal itu, Peneliti Politik Dedi Kurnia Syah mengatakan, apa yang dilakukan oleh SBY-Prabowo bukanlah persoalan rivalitas masa lalu.
“Ini agenda politik antar ketua umum parpol, yang mana kepentingannya adalah misi politis,” Kata Dedi Kurnia Syah, kepada SuaraDewan.com, pada Sabtu (29/7).
Peneliti Politik yang juga menjabat sebagai Direktur the Centre for Media Gender and Democracy (CMGD) ini menerangkan, pertemuan tersebut merupakan bagian dari disahkannya Undang-Undang (UU) Pemilu.
“Agenda silaturahim politik SBY-Prabowo sangat mungkin bagian dari respon disetujuinya UU Pemilu oleh DPR,” terangnya.
Demokrat bersama Gerindra, PAN dan PKS tidak miliki agenda lain untuk saat ini, selain konsolidasi galang dukungan terkait kontestasi pemilu ke depan.
“Pilihannya bertarung dengan ambang batas 20 persen atau mengembalikan sistem pemilu tanpa ambang batas,” tandasnya. (fn)