Sinergi Membangun Bangsa Antara Polri, Ulama dan Ormas Islam

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Kapolri Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian menggelar halal bihalal bersama dengan puluhan ormas Islam dan tokoh masyarakat di Gedung Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (20/7).

Acara silaturahim itu dihadiri perwakilan 70 ormas Islam se-Indonesia serta undangan tokoh masyarakat yang mencapai 700 orang. Tampak hadir pula Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Iriawan, PJU Mabes Polri dan PJU Polda Metro, termasuk para Kapolres se-Polda Metro.

Kapolri menyampaikan rasa terimakasihnya pada para undangan yang menyempatkan diri hadir dalam acara silaturahim itu. Ia berterima kasih dan merasa bangga dengan kehadiran para tokoh, ulama dan perwakilan ormas Islam yang menunjukkan bentuk sinergi yang baik dan produktif antara masyarakat dan Polri.

Kapolri Tito juga mengucapkan terimakasih pada mantan ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang dalam sambutannya sudah menyebut nama Kapolri Tito dengan lengkap beserta titel akademiknya. Menurut Tito hal itu penting untuk menjawab keraguan sebagian orang selama ini yang mempertanyakan agama Kapolri sebab sering menangkap orang.

Dijelaskan Tito, orang tuanya memberikan nama Muhammad Tito Karnavian karena saat kelahiran ada momen besar yang terjadi. Seperti nama ‘Tito’ yang diambil dari nama teman karib Bung Karno yang ketika itu sedang naik daun, yakni Presiden Yugoslavia Bross Tito.

“Bapak saya suka sama momen momen besar, tokoh besar, dijadikan lah nama Tito dari Presiden Yugoslavia itu menjadi nama tengah saya. Adapun Karnavian, karena di kampung saya sering ada Karnaval. Diabadikan lah nama itu, lalu di depan ditambahkan nama Islam karena kami termasuk dari keluarga religius, Muhammad,” kata Tito.

Selanjutnya, Kapori menyinggung mengenai ceramah yang sudah disampaikan oleh dua orang tokoh Islam pada awal acara, yakni Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan Ketua MUI Din Syamsuddin. Tito menyatakan sepakat dengan pernyataan kedua tokoh yang mengatakan bahwa Pancasila dan NKRI sudah final dan tidak perlu konsep selain itu.

“Tadi dua Profesor sudah sampaikan ceramah yang luar biasa. Prof Kyai Makruf Amin, dan Prof Din Syamsuddin. Saya tidak kebagian, jadi saya sepakat semua apa yang disampaikan dua profesor tersebut. Pancasila dan NKRI final, betul sekali yang disampaikan Kyai Makruf dan Pak Din,” tukas Tito.

Menurut Tito, elemen Islam di Indonesia memiliki posisi dan peran yang sangat penting dalam perjuangan dan pembangunan di tanah air. Dan hal itu tidak bisa dibantah sebab sudah dibuktikan selama perjalanan sejarah bangsa Indonesia. (za)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90