JAKARTA, SUARADEWAN.com – “Saya ini hanya lah salah seorang pecinta Maulana Jalaluddin Rumi, saat ini sedang menempuh pendidikan di Ankara University sejak 2014”. Sitti Aaisyah Sungkilang.
Penggalan kalimat itu kemarin terlontar polos dari mahasiswi program doktoral di bidang filsafat di hadapan 100-an partisipan media online zoom yang difasilitasi oleh lembaga kajian “Ibnu Chaldun Digital Academy”, binaan Bapak Irjen Pol (Purn) Dr. M. Said Saile.
ICDA kemarin, Ahad, 5 Juli selama tiga jam (10.00-13.00) WIB menggelar diskusi online, aplikasi zoom, menampilkan dua narasumber, Muhammad Nur Jabir, Direktur Rumi Institute dan Sitti Aaisyah Sungkilang, dipandu oleh M. Saleh Mude sebagai host dan moderator.
Baca Juga: Mengapa Maulana Rumi Dicintai oleh Berbagai Golongan?
Aaisyah kemarin berusaha menyampaikan hasil-hasil pembacaanya tentang sosok, pemikiran, dan pengaruh seorang sufi besar yang makamnya terletak di kota Konya, Turki, selalu ramai dikunjungi oleh turis domestik dan luar negeri, dan beberapa informasi umum tentang daya tarik negara Turki umumunya, terutama dari aspek pariwisatanya.
Baca Juga: Jalan Para Pecinta, Setapak Rumi
Aaisyah mengaku dilahirkan di Luwu, Sulawesi Selatan dan pernah menjadi Ketua Ikatan Pelajar-Mahasiswa Asal Sulawesi Selatan (IKAMI) Cabang Yogyakarta; meraih gelar sarjana filsafat dan teologi UIN Sunan Kalijaga, dan magisternya di UGM Yogyakarta , kini sedang merampungkan disertasinya di Univertas Turki.
Aaisyah mulai tinggal di Turki sejak 2014, kini kelihatan fasih berbahasa Turki, sedang menulis disertasi tentang teori kejahatan (teodesi).
penulis : M. Saleh Mude