JAKARTA, SUARADEWAN.com – Refleksi terhadap spirit Kartini dapat kita mulai dengan membaca surat-surat yang ia tulis, pada umumnya surat Kartini adalah keresahannya terhadap realitas kehidupan di lingkungannya dimana perempuan tidak berpendidikan dan jauh dari sejahtera. Melalui surat, Kartini menyampaikan kepada kita bahwa ketidakadilan dan ketimpangan selalu ada di setiap zaman.
Pasca Raker KOHATI PB HMI periode 2018-2020 pada tanggal 21 April (bulan Kartini) kemudian direspon cepat oleh bidang Kewirausahaan & Kemandirian (WIMA) berkolaborasi dengan bidang Informasi & Komunikasi (TI) KOHATI PB HMI dengan melaksanakan Diskusi Publik pada tanggal 28 April 2018 di Aula Kantor Walikota Jakarta Selatan.
“Hari ini banyak pencapaian telah digapai oleh perempuan Indonesia sepeninggal Kartini, terkait dengan Spirit Kartini & Era Digital menarik untuk kita diskusikan lebih dalam bagaimana Kolaborasi Menggandeng Teknologi dalam melawan Kemiskinan, ini yang melatarbelakangi kita melaksanakan diskusi” kata Ketua Panitia Pelaksana Anggraeni Wenny Safitri.
Acara yang telah berhasil terselenggara dengan baik pada Sabtu (28/4) berhasil menghadirkan empat narasumber dan dibuka secara resmi oleh Arya Kharisma Hardi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI.
“Kemajuan Teknologi sebenarnya bisa menjadi peluang (membuka lapangan kerja baru) tapi bisa juga menjadi masalah, oleh sebab itu supaya tidak menjadi masalah kita harus bergerak cepat memanfaatkan kemajuan ini, kegiatan ini saya sangat apresiasi karena pada akhirnya akan membawa kita pada pola pikir yang positif ” kata Arya dalam sambutannya.
KOHATI PB HMI melaksanakan diskusi dalam rangka memperingati Spirit Kartini ini sebagai dedikasi atas perannya sebagai organisasi mahasiswa yang sensitif pada persoalan perempuan, semoga teman-teman yang hadir bisa mengambil manfaat dari diskusi ini, kata Siti Fatimah Siagian dalam sambutannya.
Diskusi berlangsung cair dan hangat ini dipandu oleh Sekretaris Umum Kohati PB HMI Periode 2018-2020 Mutya Gustina ini mengangkat isu peran teknologi dalam memerangi kemiskinan.
Jully Tjindrawan beliau adalah Founder of Robotic Explorer dan Rumah Robot, ditanya soal Spirit Kartini, beliau mengatakan bahwa Perempuan harus tangguh, tak boleh gampang menyerah, kerja keras adalah kunci.
“Saya adalah orang yang paling malas pegang laptop, tapi rejeki saya di IT, hanya bermodalkan 4.5 juta pada awal memulai (karena salah pesan barang) akhirnya hati saya mantap untuk fokus di bisnis ini, kerja keras dan tekun.”
Diantri Lapian beliau adalah Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta yang lebih dari sepuluh tahun pernah bergelut di dunia perbankan, saat ini sibuk mengurus bisnis dan support mentoring OKE Oce (Program Pemda DKI Jakarta).
Ditanya makna spirit Kartini, beliau mengatakan bahwa jika dahulu pendidikan perempuan yang disuarakan oleh Kartini, maka saat ini hal tersebut sudah tidak menjadi masalah lagi, saat ini perempuan sudah sangat banyak yang bisa menempun pendidikan sampai S2 bahkan sampai S3. Saat ini bagaimana perempuan bisa mandiri dan ikut mengangkat ekonomi keluarga dengan berwirausaha.
Tiffany Dewi Saputri beliau adalah senior relationship manager Amartha (Perusahaan Financial Technology), beliau mengatakan bahwa tema diskusi pada hari ini sejalan dengan visi Amartha. Pemberdayaan UMKM yang dimiliki oleh perempuan (UMKM). Jangakauan kita adalah Ibu-Ibu yang ada dipelosok yang UnBankable.
Ummi Azizah Rachmawati belaiu adalah Ketua Umum Kohati PB HMI periode 2012-2014 yang saat ini menjabat Wakil Dekan II FTI Universitas Yarsi. Menarik beliau mengatakan bahwa ide itu mahal, di dunia IT semakin unik & aneh sebuah ide semakin bagus. Google selalu membuka kompetisi untuk menjaring ide ide dari para anak muda. Maka sering-seringlah melamun biar dapat ide. Disambut gelak tawa audiance yang sebagian besar Mahasiswa.
Acara ini ditutup dengan statement dari Windy Gabara (Ketua Bidang WIMA) dan Mukhlisah Arif Hanubun (Ketua Bidang TI). Semoga silaturahim tidak hanya berhenti pada agenda hari ini saja, besar harapan kami ada kolaborasi program dengan pihak Amartha, MES DKI Jakarta, Rumah Robot dan Universitas Yarsi.
“KOHATI memiliki 20 pengurus Badan Koordinasi setingkat Provinsi di seluruh Indonesia, dan memiliki 189 pengurus KOHATI Cabang setingkat Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan peran dan fungsinya terkait dengan pembangunan sumber daya manusia (anggota) dan merespon terhadap situasi perempuan dalam masyarakat, dan harapan kami ada “Kolaborasi Program” dengan para narasumber yang telah hadir pada hari ini, upaya kita bersama untuk perubahahan bangsa yang lebih baik”, tegas Mukhlisah Arif Hanubun, Ketua Bidang TI KOHATI PB HMI periode 2018-2020. (aw)