JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sri Mulyani Indrawati kembali membuktikan bahwa kualitas kepemimpinan seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh jenis kelamin.
Laki-laki maupun perempuan, pada dasarnya memiliki potensi yang sama. Faktor penentu ialah bagaimana ia melatih diri dan melejitkan potensi kepemimpinan, baik dalam ranah sikap (fisik) maupun segi intelektual.
Hal ini dibenarkan setelah Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) terbaik di ASEAN dan kawasan Asia oleh Majalah Finance Asia.
Tahun 2016 lalu, majalah Finance Asia juga menobatkan Perdana Menteri yang merangkap Menteri Keuangan Malaysia, Najib Razak, sebagai yang terburuk di kawasan ASEAN. Meski hal tersebut memicu beragam komentar di media sosial Malaysia hingga kritik dari Pemerintah, namun hal tersebut membawa majalah Finance Asia kepada ketenaran.
Lalu, apa yang melatar belakangi majalah Finance Asia menobatkan Menteri Ani (sapaan akrabnya) sebagai yang terbaik? Untuk ini, perlu mengetahui sedikit banyak perjalanan Menteri Sri Mulyani selama ia berkarir hingga harus dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik.
Perjalanan Karir
Lahir di Bandar Lampung, 26 Agustus 1962, Sri Mulyani Indrawati merupakan perempuan sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga ia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro sejak 27 Juli 2016.
Sebelumnya, Sri menjabat Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya lagi, ia merupakan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Ia juga merupakan pengamat ekonomi di Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.
Pada Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani diangkat menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Di tahun 2006, ia sudah pernah dinobatkan seabgai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh Emerging Markets di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008, sekaligus perempuan paling berpengaruh k-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia 2007.
Pada tanggal 5 Mei 2010, Sri Mulyani ditunjuk menjadi salah satu dari tiga Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia menggantikan Juan Jose Daboub, yang menyelesaikan empat tahun masa jabatannya pada 30 Juni, mengatur dan bertugas di atas 74 negara di Amerika Selatan, Karribean, Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Dan pada tahun 2014, ia didaulat kembali oleh majalah Forbes sebagai perempuan paling berpengaruh ke-38 di dunia.
Hingga pada 27 Juli 2016, Sri Mulyani dipulangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. Kembalinya Sri Mulyani jelas merupakan kejutan bagi banyak pihak dan dianggap sebagai salah satu langkah terbaik yang pernah diambil oleh Joko Widodo selama menjabat.
Berita Terkait