JAKARTA, SUARADEWAN.com – Polemik Partai Demokrat semakin memanas dengan keterlibatan mahasiswa. Salah satu kampus yang dikatakan terlibat adalah Universitas Jakarta.
Merespon hal tersebut, Staf Khusus Rektor Universitas Jakarta, Bidang Kemahasiswaaan dan Kerjasama Kelembagaan, Adli Bahrun, menegaskan bahwa Universitas Jakarta tidak terlibat, Selasa (16/3/2021).
“Universitas Jakarta tidak pernah terlibat dengan politik praktis. Habitat universitas adalah akademis, bukan politis,” tegas Adli.
Namun demikian, tambah Adli, tidak berarti kampus mengabaikan persoalan politik. Kampus tentu memperhatikan politik tetapi dalam koridor pendidikan, misalnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
“Universitas Jakarta tentu konsen pada politik, tapi sebagai kajian akademik. Di sini kan ada FISIP, yang salah satu program studinya adalah Ilmu Politik,” terang Adli.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tujuan pendidikan bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kampus harus melahirkan SDM unggul, tapi dengan memperhatikan kearifan lokal.
“Seperti Universitas Jakarta. Dari namanya saja sudah jelas di Jakarta, maka tentu harus memperhatikan kearifan budaya Betawi,” ungkapnya.
Tetapi juga perlu diingat, kata Adli, bahwa Jakarta adalah ibukota negara. Sehingga kampus ini juga konsen pada kearifan budaya Indonesia secara keseluruhan. Termasuk di wilayah Indonesia Timur.
“Program kami ke depan salah satunya adalah meningkatkan kerjasama pendidikan di wilayah timur Indonesia. Kita harus banyak membuka akses pendidikan bagi mereka yang ingin berkuliah di Jakarta,” ungkapnya.
Adli menyimpulkan bahwa ini sejalan dengan semangat Universitas Jakarta sebagai sivitas Ibukota. (aw)