SUARADEWAN.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melambung ketika di dunia internasional justru terjadi perlambatan. Hal ini tampak dalam data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Margo Yuwono, Kepala BPS, mengatakan Indonesia meraih pertumbuhan sebesar 5,01% pada kuartal keempat dalam tahun 2022.
Pertumbuhan tersebut semakin naik, dalam laporan Margo Yuwono pada pekan awal Februari 2023.
Namun hal tersebut bukan berarti angka kemiskinan ikut turun.
Menurut data BPS, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 9,57% pada September 2022.
Angka kemiskinan ini mengalami peningkatan, setelah pada Maret 2022 hanya 9,53% atau lebih rendah 0,03%.
Dengan kata lain, pada September 2022, jumlah penduduk miskin Indonesia adalah 26,36 juta jiwa. Sebelumnya, pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin sebesar 26,16 juta jiwa.
Kepala Badan Perencanaan Nasional Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak searah dengan angka kemiskinan yang justru bertambah.
Hal ini disebabkan terjadinya gangguan dari teknologi atau inovasi yang baru terhadap pasar atau kondisi perekonomian yang telah ada. Ini disebut disrupsi.
Disrupsi yang terjadi, antara lain, berupa lapangan kerja baru yang membutuhkan tingkat keterampilan berbeda. Hal ini tertulis pada akun instagram Suharso Monoarfa. ***