Survei BI Mencatat Inflasi Bulan Februari Turun

Ilustrasi

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Dari hasil Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) menyebutkan, jika inflasi pada pekan kedua bulan Februari tahun ini mencatat 0,35% secara bulanan atau 3,95% secara tahunan. Angka tersebut cenderung turun dibanding bulan sebelumnya.

Pada bulan Januari 2017 lalu, inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat sebesar 0,97% secara bulanan (month to month/mtm). Selain itu, secara tahunan juga masih lebih baik dibandingkan bulan yang sama tahun lalu saat inflasi mencapai 4,42%.

“Minggu kedua Februari berdasarkan survei kami inflasi ada di 0,35%. Tentu ini adalah lebih baik. Kami pada bulan Januari cukup khawatir inflasi di 0,97 persen,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan angka inflasi tersebut cenderung lebih baik. Pasalnya, di Jakarta, Jumat (17/2).

Menurut Agus, sumber-sumber penyumbang inflasi masih terkait dengan komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices. Hal ini terkait dengan penyesuaian tarif listrik oleh pemerintah. Selain itu, sumber inflasi berasal dari beberapa komponen harga pangan bergejolak atau volatile foods. Ini terkait gejolak harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah yang memberi kontribusi terhadap inflasi volatile foods.

Deflasi
Adapun komponen daging ayam terpantau mengalami deflasi. Dengan demikian, bank sentral memantau inflasi secara tahunan hingga pekan kedua Februari 2017 mencapai 3,95% secara year on year (yoy). BI menargetkan inflasi IHK sepanjang tahun ini sekitar 3-5%.

BI akan terus mewaspadai kondisi atau kemungkinan tekanan inflasi apabila nanti ada penyesuaian administered prices oleh pemerintah, terutama dari sisi sequencing-nya pemda dan pemerintah pusat harus sama agar inflasi IHK terjaga.

Kecenderungan inflasi turun ini sebelumnya telah diperkirakan ekonom senior PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro. Awal bulan ini ia mengatakan, tekanan inflasi yang meningkat selama Januari diperkirakan akan mereda pada Februari dan Maret 2017 karena mengendurnya pengaruh tarif administrasi surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan meningkatnya pasokan bahan makanan pada musim panen triwulan I-2017.

Dengan berkurangnya teknan inflasi dari biaya administrasi STNK, menurut Andry, inflasi bulanan Februari 2017 bisa menurun di kisaran 0,7%, setelah pada Januari 2017 inflasi bulanan melebihi ekspetasi di 0,93% (month to month/mtm).

“Di kisaran 0,7% kemungkinan karena faktor 0,23%-nya pada Januari itu sudah hilang. Dan akan turun lagi harapannya pada Maret dan April karena kalau panen sukses bisa deflasi,” ujar Andry. Dengan begitu, lanjut dia, inflasi dari tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices) akan berkurang pada Februari 2017.

Sumber utama tekanan inflasi administered prices pada bulan kedua ini, kata dia, datang dari kenaikan tarif tenaga listrik yang akan memicu kenaikan pengeluaran masyarakat. “Kami melihat, Februari tinggal melihat pengaruh tarif listrik. Jadi, secara historis, Januari secara musiman memang tinggi, ditambah lagi kenaikan administered prices jadi ikut tinggi,” tutur dia. (ET)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90