JAKARTA, SUARADEWAN.com – Gagasan dan perjuangan pendirian khilafah di Indonesia yang dicita-citakan oleh kelompok, ISIS (Negara Islam Irak dan Syiria) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ditolak oleh masyarakat.
Kesimpulan ini mengacu pada hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC. Survei opini ini dilakukan pada bulan Mei 2017
Peneliti utama SMRC, Saiful Mujani dalam paparannya menyebut, kurang dari 10 persen penduduk Indonesia mendukung gagasan pemerintahan model khilafah.
“Hanya 9,2% yang ingin mengganti NKRI dengan khilafah atau negara Islam yang bersandar pada Al Quran, sunnah, dan tafsiran ulama tertentu,” papar, Saiful Mujani di laman saifulmujani.com, Senin (5/6/17).
Dalam survei ini, mayoritas penduduk Indonesia masih sangat solid mendukung NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD, yakni 79,3 persen.
Selanjutnya, temuan ini juga memperlihatkan fakta bahwa sebanyak 91,3 persen yang mengetahui kelompok ISIS, mendukung pemerintah untuk melakukan pelarangan.
“Menemukan bahwa 9 dari 10 (89,3%) rakyat Indonesia menganggap ISIS adalah ancaman pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 92,9% menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia, sebut, Saiful Mujani.
Sementara itu, sebanyak 78 persen sepakat dengan langkah pemerintah untuk membubarkan kelompok HTI.“Dari 66,4% yang tahu ISIS , 89,6% menyatakan tidak atau sangat tidak setuju dengan perjuangan mereka. Bahkan 91,3% di antaranya mendukung negara melakukan pelarangan,” teranganya.
“Dari 28,2% warga yang tahu, 56,7% mengetahui HTI memperjuangkan gagasan khilafah. 68,8% warga menyatakan menolak perjuangan mereka. Sementara dari 75,4% yang tahu niat pemerintah membubarkan HTI, 78,4% menyetujuinya” sambungnya. (dd)