JAKARTA, SUARADEWAN.com — Survei Timur Barat Center Riset (TBRC) menyebut 72,9 persen responden menyatakan sangat mendukung dan setuju terkait perubahan wacana amandemen UUD 1945 tentang periode masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode.
“Ketika 1816 responden di minta pendapatnya terkait perubahan wacana amandemen UUD 1945 tentang periode masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode, maka sebanyak 72,9 persen responden menyatakan sangat mendukung dan setuju dan sebanyak 20,7 tidak setuju dan tetap 2 periode saja, sementara sebanyak 6,4 persen tidak menjawab,” kata Johanes Romeo S.PSI selaku Direktur Eksekutive TBRC dalam keterangan persnya, (31/3).
Temuan ini dihasilkan melalui Survei yang dilakukan 16 -26 Maret 2021 tentang Jajak Pendapat Masyarakat Indonesia tentang Dinamika Popularitas dan Elektabilitas Parpol pada atmosfir politik Indonesia. Dengan Jumlah Responden 1816 dari Warga Negara Indonesia yang berusia diatas 17 tahun, penentuan responden mengunakan metode multistage random sampling hasil Survei memiliki Margin of Error +/- 2.3% dan tingkat kepercayaan 95%.
“Sebanyak 70,7 persen responden sangat puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dalam mengelola politik dan membuat kebijakan politik di pemerintahannya, sebanyak 21,7 persen menyatakan tidak puas dan sebanyak 7,6 persen tidak menjawab,” tambahnya.
Johanes juga menyebutkan bahwa sebanyak 80,2 persen responden menyatakan bahwa Presiden Jokowi sukses dalam mengelola koalisi Parpol yang ada dipemerintahan, sebanyak 14,6 persen menyatakan tidak berhasil dan sebanyak 5,2 persen tidak memberikan jawaban.
Sementara itu dalam persaingan merek politik diIndonesia yang saat ini menganut multipartai, di mana merek politik bersaing untuk memperebutkan hati parakonstituen, maka aspek emosional darimerek politik akan menjadi kunci perbedaan bagi konstituen sebagai pemilik vote.
Menurutnya Aspek “emosional” di sini adalah bagaimana merek menggugah perasaan dan emosi konstituen, bagaimana suatu merek menjadi hidup bagi masyarakat dan membentuk hubungan yang mendalam dan tahan lama (brand relationship). Tingkat awareness merupakan parameter awal untuk melihat potensi raihan elektoral partai politik, Tingkat awareness Parpol tingkat awareness millennial berbeda terhadap masing-masing partai.
“Dari temuan survei Partai yang saat ini paling dikenal (Tingkat awareness ) oleh responden merupakan partai-partai lama seperti PDI Perjuangan (95,7 persen), Partai Golkar (95,7 persen), Partai Gerindra (71,4 %). Demokrat (70,6%), PKB (67,4%), PKS (62,8%), PAN ((61,5%), PPP(60,3%, Nasdem (58,4%). Sedangkan, partai yang kurang begitu dikenal oleh responden adalah Partai Berkarya dikenal (16,1 persen), PKPI (15,1 persen), dan partai Garuda (12,2 persen).
Sementara itu Tingkat Elektabilitas Parpol dengan pertanyaan Top Of Mind, jika pemilu digelar hari ini Parpol mana yang akan dipilih, maka pilihan 1816 responden adalah: PDI Perjuangan (18,2%), GOLKAR (17,8%), PKB (8,2%), GERINDRA (7,9%), NASDEM (5,6%), PKS (5,1%), PSI (3,7%), DEMOKRAT (3,4%), PAN (3,1%), PPP (2,9%), HANURA (1,4%, PBB (1,2%), GARUDA (1,1%), BERKARYA (0,7%), Tidak Memilih (19,7%).
“Tingkat Elektabilitas Parpol dengan pertanyaan spontaneous (disebutkan nama partainya dan seterusnya), jika pemilu digelar hari ini Parpol mana yang akan dipilih, maka pilih 1816 responden adalah PDI Perjuangan (20,1%), GOLKAR (19,6 %), PKB (8,7%), GERINDRA (8,6%), NASDEM (5,7%), PKS (5,2%), PSI (3,9%), DEMOKRAT (3,5%), PAN (3,3%), PPP (3,1%), HANURA (1,4%), PBB (1,2%), GARUDA (1,1%), BERKARYA (0,7%), Tidak Memilih (13,9%,” tutupnya. (red/eb)