JAKARTA, SUARADEWAN.com – Proyek raksasa Pemerintahan Jokowi-JK berupa pembangunan Jalan Trans Papua kini terus menjadi fokus perhatian utama. Dalam kurun periode tahun 2015-2017, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR), pemerintah telah mengalokasikan dana anggaran sebesar Rp 15,05 triliun.
Sukarnya medan dalam proyek besar ini, ditambah lagi dengan situasi keamanan yang relatif rawan, membuat Kementerian PUPR melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membantu dalam pengerjaannya.
Kini, program yang diniatkan akan memicu kemakmuran rakyat Bumi Cendrawasih ini, sudah tersambung sepanjang 3.625 KM dari total yang direncanakan, yakni 4.325 KM. Artinya, masih ada sepanjang 700 KM yang kini tengah dalam penggarapannya.
Dari data Kementerian PUPR, pembangunan jalan sepanjang itu memiliki 7 segmen tahapan. Di antaranya, yakni Jayapura-Wanema-Mulia, Jayapura-Sarmi, Jayapura-Hamadi-Holtekamp-Perbatasan Papua Nugini, Merauke-Waropko, Timika-Mapurujaya-Pamako, Nabire-Waghete-Enarotali, dan Serui-Menawi-Subeba.
Untuk jalan utama yang berlokasi di Papua Barat, adalah ruas Manokwari-Sorong, Manokwari-Bintuni, Fakfak-Hurimber-Bomberay, serta Sorong-Mega. Proyek ini sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2018.
Sebagaimana tujuan pembangunannya, yakni sebagai pemicu kemakmuran rakyat, proyek Jalan Trans Papua ini diharapkan akan membuka kawasan yang terisolasi, menekan kemahalan harga, serta untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Papua.
“Inilah tantangan dalam pemerataan pembangunan. Di Papua, harga BBM (Bahan Bakar Minyak) sudah satu harga, tapi harga semen masih Rp 2,5 juta per sak di Jayawijaya dan Intan Jaya, Papua,” terang Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. (ms)