JAKARTA, SUARADEWAN.com – Indonesia Watch for Democracy (IWD) merilis daftar nama-nama lembaga survei terbaik dan terburuk dalam memprediksi pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017. Hasil ini disampaikan dalam diskusi “Akurasi Survei dan Quick Count dalam Pilkada DKI Jakarta 2017”, Senin (28/2/12).
Menurut Direktur Eksekutif IWD Endang Tirtana, Penilaian ini didasarkan pada selisih hasil survei dengan real count KPU, dirata-rata selisih tertinggi dan terkecil.
Tiga lembaga terburuk menurut versi IWD , yaitu Lembaga Kajian Politik Indonesia (LKPI), Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, dan Grup Riset Potensial (GRP).
Ketiganya tercatat paling tidak akurat memprediksi hasil Pilkada DKI Jakarta. LSI-Denny JA dan GRP memprediksi kemengan Agus-Sylvi, sedangkan LKPI pada Anies-Sandi. Masing-masing memiliki peringkat tertinggi, LKPI dengan angka 10,55, LSI 11,96 , dan GRP sebear 22,46.
Sedangkan untuk tiga lembaga survei terbaik menurut penilaian IWD adalah Indikator Politik Indonesia diangka 3,50, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) 4,66, kemudian Poltracking yang tingkat akurasinya sebesar 5,84.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif InTrans Saiful Haq mengungkapkan bahwa fungsi survei sebagai kegiatan penelitian ilmiah dengan konsultan politik seharusnya tidak dicampuradukkan. Keduanya harus dipisah agar bisa memberikan kesejukan dalam dinamika politik.
Dirinya juga memberikan kritikan kepada sejumlah lembaga survei yang cenderung melakukan kegiatan penelitian untuk tujuan politik, untuk melegitimasi kepentingan para politisi.
“Sayangnya survei lebih banyak digunakan untuk melegitimasi keinginan politisi. Survei seharusnya merasionalisasi politik, meredam konflik elektoral” terang Saiful. (DD)