JAKARTA, SUARADEWAN.com – Juru bicara tim sukses pasangan Ahok-Djarot, Emmy Haflid mengungkapkan, telah terjadi intimidasi terhadap pendukung pasangan petahana tersebut di 13 Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada saat pencoblosan.
Menurut Emmy, kebetulan 13 TPS tersebut merupakan kantong pendukung pasangan Ahok-Djarot pada saat Pilkada putaran pertama 15 Februari lalu.
“Kebetulan kejadian terjadi di tempat kantong-kantong paslon 3,’ katanya saat konferensi pers di hotel Pullman, Jakarta, Rabu (19/4).
Emmy menuturkan, bentuk intimidasi yang diterima pendukung Ahok-Djarot itu antara lain dengan melarang, mempengaruhi, hingga memprovokasi warga untuk memilih Anies-Sandi. Ditambah lagi pendukung paslon lawan yang memakai baju bertuliskan ‘B3rsatu kita teguh, Berkotak-kotak kita runtuh’.
“Itu jelas tindakan provokasi. Bahkan di TPS tempat saya nyoblos pun tadi ada yang pakai baju itu,” tukasnya.
Menurut Emmy, Pilkada DKI semestinya bisa berjalan dengan aman, damai dan fair tanpa perlu ada intimidasi seperti ini. Namun itu hanya bisa terwujud jika Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) bisa bersikap netral tidak mendukung paslon manapun.
Namun karena kejadian ini sudah terlanjur terjadi, sambung Emmy, setidaknya ini menunjukkan bahwa penyelenggara pemilu DKI telah gagal.
“Intimidasi ini tidak akan terjadi jika KPPS bisa bersikap netral. Ini kegagaalan dari KPUD,” pungkasnya. (ZA)