JAKARTA, SUARADEWAN.com – Toleransi antar umat beragama sudah mendarah daging dalam kehidupan mayarakat Indonesia. Toleransi ini terjalin sejak dulu. Hal ini bisa dibuktikan dengan keberadaan Candi Borobudur dan Prambanan yang merupakan peninggalan Budha dan Hindu, di negara yang kini berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jamaica Muslim Centre, New York City, Shamsi Ali usai mengisi salah satu rangkaian diskusi Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu, (1/7/17).
Fakta ini, sebut Shamsi akan menjadi modal kuat bagi bangsa Indonesia untuk menjadi corong dunia dalam menyuarakan keberagaman dan toleransi antar umat baragama.
Ia berkayakinan, Indonesia di masa mendatang akan menjadi bangsa yang besar. Dengan optimisme yang terus dibangun untuk menganyam keberagaman, maka segala problematika terkait toleransi akan sendirinya akan bisa diatasi.
Ia melihat memiiki kredibilitas dan model tolensi yang bisa menjadi rujukan oleh negara-negara lain.
“Kita perlu menampilkan apa yang baik dari bangsa ini bahwa kita bangsa Muslim terbesar tetapi tetap menjunjung nilai-nilai demokrasi,” terangnya, Sabtu (1/7/17).
Toleransi, menurutnya akan mewujud dengan baik jika setiap warga negara mampu menghargai segala perbedaan yang ada. Ia mengatakan, perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa disangkal karena merupakan ketentuan dari sang pencipta.
Semangat kerukunan antarumat beragama, sebutnya harus dibangun melalui pendekatan dan dialog, agar antara kelompok mayoritas maupun minoritas tidak merasa saling menjadi musuh satu sama lain.
“Misalnya seperti kami Muslim minoritas di Amerika, kami juga melakukan pendekatan dengan umat Yahudi dan Nasrani sehingga mereka ada confidence bahwa kami ini bukan enemy,” pungkasnya. (dd)