SUARADEWAN.com – Peristiwa Wamena yang diwarnai pembakaran 235 rumah warga, pemindahan paksa dan juga penyiksaan oleh aparat militer menjadi satu dari 12 peristiwa pelanggaran HAM berat yang diakui dan disesalkan oleh Presiden Jokowi pada 11 Januari 2023 di Jakarta.
Kronologi Peristiwa Wamena sebagai berikut.
Sekelompok massa tak dikenal menyerang dan membobol gudang senjata di markas Kodim I Wamena, Jayawijaya. Mereka berhasil membawa pergi senjata dan amunisi.
Dalam aksi tersebut, dua anggota TNI tewas dan satu orang luka berat. Aparat TNI dan Polri yang geram kemudian melakukan pengejaran dan penyisiran di 25 kampung.
Saat itu, 4 April 2003, warga Wamena sedang beribadah Paskah. Kehadiran TNI dan Polri sangat mengejutkan.
KontraS mengatakan, dalam penyisiran tersebut 4 warga sipil meninggal, lima orang hilang/diculik, satu orang mengalami pelecehan seksual, dan 39 orang luka berat karena disiksa oleh aparat.
Lembaga Study dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham) melaporkan bahwa aparat membakar 235 rumah pada waktu itu. Komnas HAM juga melaporkan adanya perusakan fasilitas umum seperti gereja dan poliklinik.
Akibatnya, warga harus mengungsi secara paksa. Pemindahan ini mengakibatkan 4 orang meninggal karena kelaparan, dan 15 orang dirampas kemerdekaannya.
Isu disintegrasi pun mencuat karena peristiwa Wamena karena warga tidak menerima penangkapan, penyiksaan, bahkan korban jiwa timbul karena tindakan TNI dan Polri saat itu.
Penyelesaian kasus ini pun tak kunjung tiba. Kejaksaan Agung dan Komnas HAM selama dua dekade terkesan mandeg dan tak mampu melengkapi dokumen-dokumen terkait pelaku, korban, visum et repertum korban, dukungan dari ahli forensik, serta dokuemn Surat Perintah Operasi. ***
