JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sejak sepekan terakhir, perhatian publik tertuju pada rencana kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia. Selain dari segi keamanan yang melibatkan sepuluh ribu personel, persiapan dari segi penyambutan tamu negara yang dipersiapkan pemerintah dinilai terlalu istimewa.
Presiden Joko Widodo akan melakukan prosesi penyambutan tamu negara, Raja Salman di Bandara Halim Perdanakusuma. Penyambutan langsung ini merupakan kegiatan yang pertama kali untuk Presiden Jokowi dalam menyambut tamu negara yang datang.
Yang tak kalah fantastis adalah soal jumlah rombongan yang akan dibawa oleh Raja Salman. Sekitar 1.500 rombongan diikut sertakan dalam tur kenegaraan Raja Salman kali ini, mereka terdiri dari 10 menteri dan 25 pangeran.
Publik pun bertanya-tanya untuk apa Raja Salman membawa putra mahkota Kerajaan Arab dalam jumlah yang tak sedikit tersebut?
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengungkapkan alasan mengapa mengapa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud membawa serta 25 pangeran karena para pengeran tersebut adalah pendamping Raja.
Raja Arab dalam setiap lawatan kenegaraan memang mengikutsertakan pangeran, namun kali ini jumlah pengeran yang dibawa termasuk yang terbesar.
“Berkaitan dengan kunjungan pangeran, mereka adalah pendamping raja,” kata Osama di kantor Kedutaan Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Selasa (28/2/17).
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud dijadwalkan tiba di Indonesia pada hari ini, Rabu (1/3/17). Sebagai tuan rumah, Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan sejumlah hal untuk menyambut tamu negara tersebut. Mulai dari persiapan keamanan, akomodasi hingga persiapan penyambutan langsung dari Presiden Joko Widodo.
Persiapan matang dari segala aspek ini dilakukan karena kedatangan Raja Salman ke Indonesia dianggap peristiwa langka. Dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara ini, kunjungan Raja Arab ke Indonesia kali ini merupakan yang ke dua kalinya. Terakhir Pemimpin Arab Saudi mengunjungi Indonesia terjadi 47 tahun silam. (DD)