Virus Flu Burung: Peringatan Profesor Ini Diabaikan Pemerintah, Kepala Kedokteran Hewan Australia Peringatkan Hal Sama

Unggas air adalah salah satu satwa liar yang diwaspadai dalam penularan virus flu burung. (Foto: pixabay)

SUARADEWAN.com – Peringatan terhadap kemungkinan merebaknya sekali lagi virus flu burung disuarakan oleh seorang profesor asal Australia, Marcel Klaassen.

Pengamatan Profesor Klaassen terhadap unggas yang menjadi inang ideal virus flu burung mengungkapkan bahwa virus tersebut telah menyebabkan banyak kematian unggas di seluruh benua di dunia.

Unggas utama dalam penularan H5N1 tersebut adalah burung perandai (shorebirds) dan unggas air (waterfowl). Virus juga berhasil menjangkiti dan mematikan beberapa spesies lain, misalnya anjing laut di Skotlandia, anjing liar, rubah, dan berang-berang.

Profesor Klaassen juga mengatakan unggas ternak menjadi media penularan paling mematikan karena kedekatan unggas yang dapat mencapai ribuan individu dalam satu ruangan. Unggas ternak juga dianggap yang menjadikan virus flu burung terus eksis hingga sekarang.

Salah satu pencegahan yang mungkin, dalam hal ternak yang berpotensi terjangkit virus flu burung, adalah memisahkan antara ternak dengan hewan liar.

Profesor Klaassen juga mengimbau waspada jika sudah mendekati musim kedatangan burung-burung migrasi, yang di Australia selalu berada dalam bulan September hingga November.

Namun peringatan ilmuwan tersebut sepertinya mendapat sanggahan dari juru bicara pemerintah Australia. Salah Seorang juru bicara mengatakan bahwa resiko masuknya virus flu burung ke Australia sekarang sangat rendah.

“Ribuan sampel satwa liar sudah dites, dan tidak ditemukan adanya virus flu burung dari berbagai satwa liar yang ada di Australia,” tutur juru bicara tersebut.

“Penelitian terbaru mengukuhkan tidak ada bukti adanya virus flu burung di burung-burung yang melakukan migrasi sampai akhir tahun 2022,” lanjutnya.

Sependapat dengan Profesor Klaassen, Kepala Bidang Kedokteran Hewan Negara Bagian Victoria, Graeme Cooke, mengatakan kewaspadaan harus tetap ada.

Terutama pada peternakan. Jangan sampai ternak makan dari sumber yang sama dengan binatang liar, ungkapnya.

“Penting sekali bagi peternak unggas untuk memiliki tingkat pengamanan biosekuritas melalui pemisahan antara ternak unggas mereka dengan burung-burung liar,” jelas Graeme Cooke.

Kewaspadaan menjadi penting meski kini Australia berada pada jalur rendah penularan virus flu burung. Hal itu berdasar pengalaman bahwa virus tersebut baru saja merebak di tahun 2020-2021.

Dan kini virus tersebut sedang gencar menyerang Eropa. Profesor Graeme mengatakan serangan H5N1 biasanya musiman. Tetapi kemungkinannya harus tetap diwaspadai karena dapat menjadi serangan tahunan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90